Bordir Tradisional Tiongkok - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id - Bordir merupakan suatu proses menjahit pada kain sesuai dengan pola dan warna desain, serta membentuk pola, gambar atau teks. Bordir tradisional Tiongkok berkembang di dinasti Xia, Shang, Qin dan Han.
Menurut peninggalan yang ditemukan, bordir tradisional di masa Dinasti Zhou masih sederhana dan kasar. Pada periode perang antar dinasti, bordir tradisional Tiongkok justru semakin indah. Bordir pada periode ini adalah jahitan sulam kepang yang juga dikenal sebagai Bordiran kepang dan Bordiran kunci. Gambar yang seringkali dibordir antara lain berbentuk phoenix dan naga. Tanpa adanya penambahan cat dalam pembuatan gambar ini, dapat dilihat keahlian bordir pada waktu itu telah berkembang ke tahap yang cukup matang.
Dilansir dari chinawenhua.com.cn, seni Bordir sangat ketat dalam struktur pola. Tata letak geometris yang digunakan jelas menggambarkan pola bunga dan tanaman, pola burung, pola naga, dan pola hewan. Gambar yang dihas hewan dan tumbuhan terintegrasi secara romantis, realistis dan abstrak.
Pada Dinasti Han, seni bordir pun semakin rumit dan indah karena kemakmuran ekonomi. Masyarakat kaya telah bangkit untuk membentuk kelas konsumen baru sehingga penawaran dan permintaan pada bordir telah berkembang. Bordir di masa Han pun sangat berkualitas. Dilihat dari fragmen bordir yang digali dari Makam Han Mawangdui di Changsha, Hunan, meskipun telah terkubur di bawah tanah selama ribuan tahun, keindahan bordiran tersebut masih sangat terlihat.
Ada puluhan teknik jarum dalam pengembangan teknologi bordir di dinasti Tang dan Song. Gaya bordir di masa itu pun secara bertahap membentuk karakteristik yang berbeda di berbagai daerah. Bordir pun tidak hanya diaplikasikan pada pakaian, tetapi juga sampai menjadi lukisan bordir sebagai karya seni, sampul kitab suci Buddha, dan patung Buddha. Menurut legenda, pada zaman Wu Zetian, ia memesan lebih dari 400 patung Buddha untuk dibordir dan disumbangkan ke biara dan negara tetangga. Ini menunjukkan bahwa menyulam patung Buddha di Dinasti Tang telah menjadi sangat populer.
Sejak dinasti Jin dan Tang, sastrawan dan dokter menyukai kaligrafi dan lukisan. Gaya lukisan dan kaligrafi pun kemudian turut memberikan pengaruh terhadap gaya bordiran.
Bordir di Dinasti Ming adalah yang paling baru dan terkenal dengan tipe bordir tabur. Bordiran benang dihitung dengan benang pelintiran ganda, dibuat sesuai dengan lubang benang dari benang lubang persegi, terutama pola geometris, atau dilengkapi dengan bunga utama beludru. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement