Puing pesawat tempur Taiwan yang jatuh - image from Huanqiu.com
Taiwan, Bolong.id – Dua jet tempur F-5E Taiwan jatuh pada Senin (22/03/21) dan mengakibatkan satu pilot meninggal dunia. China Times Electronic News, sebuah kantor Taiwan melaporkan, dalam insiden itu kedua jet tempur bertabrakan saat menyesuaikan formasi.
Dilansir dari World Wide Web ( 环球网 ) pada Selasa (23/03/21), insiden tersebut terjadi pada latihan dua jet tempur tipe F-5E dari kelompok Sayap 7 Pangkalan Taitung Zhihang Angkatan Darat Taiwan. Dalam perjalanan kembali dari formasi, tabrakan terjadi di udara dan kemudian jet jatuh ke laut. Satu pilot menjadi korban jiwa dan satu lagi masih dinyatakan hilang.
Menurut informasi yang dikeluarkan oleh militer Taiwan, pada saat itu baik jarak pandang dan kondisi mekanis jet tempur normal. Tabrakan ini terjadi ketika pesawat nomor 2 dan 4 yang terbang di sisi terluar melakukan penyesuaian formasi setelah menerima komando dari pesawat nomor 1. Investigasi oleh militer Taiwan pun kini difokuskan untuk mengetahui kondisi ketika pesawat utama menginstruksikan penyesuaian posisi, seperti menganalisis kondisi cuaca dan tingkat visual ketika perubahan formasi.
Disebutkan pula dalam laporan bahwa pilot pesawat nomor 2 dan 4 merupakan pilot junior yang belum memiliki kualifikasi memimpin formasi 2 pesawat. Sementara itu, dalam wawancara dengan media, Zhang juga menyebutkan jam terbang kedua pilot pesawat yang belum mencapai 1.000 jam. Ia menyebutkan total waktu terbang Kapten Pan Yingzheng adalah 601 jam, dan total waktu terbang Letnan Luo Shanghua adalah 404 jam. Karenanya, selain terkait disiplin penerbangan, militer taiwan juga akan memfokuskan investigasi untuk mengetahui kemungkinan human error.
Sementara itu, dalam latihan yang diadakan di Pangkalan Udara Taitung Zhihang tersebut, dikatakan bahwa tabrakan kedua jet tempur tersebut sempat tidak diketahui. Setelah lepas landas pukul 14.30 sore dan menyelesaikan latihan pengeboman dan penembakan dasar di Lapangan Tembak Pingtung Jiadong, pesawat 1 dan 3 menyaksikan puing-puing dan kursi yang terlontar pada pukul 15.07. Unit 1 dan Unit 3 segera mengitari tempat kejadian, namun karena tidak berhasil menemukan lokasi jatuhnya pesawat, kedua unit pun kembali ke daratan pada 15.20
Dikatakan pula, pilot pesawat 2 dan 4 bahkan tidak membuat panggilan darurat di radio. Pesawat utamalah yang akhirnya menemukan puing-puing jet tempur tersebut dan rekan pilotnya. Disimpulkan pada analisis bahwa benturan yang terjadi sangat kuat hingga kedua jet tempur itu hancur dan kedua pilot tidak memiliki kesempatan untuk meminta bantuan.
Mantan Wakil Komandan Angkatan Udara Taiwan Zhang Yanting menjelaskan, sebenarnya formasi ini adalah formasi penerbangan yang biasanya. Namun, mengingat Taiwan bagian timur mendung dan berawan, jarak pandang bisa jadi buruk pada sore hari. Akibatnya, garis pandang menjadi kabur dan memicu tabrakan. Setelahnya, sistem kontrol penerbangan seperti aileron, kemudi horizontal, serta posisi formasi dapat mengganggu gaya aerodinamis yang akhirnya menyebabkan pesawat tidak dapat dikendalikan dan jatuh spiral ke bawah. (*)
Advertisement