Kairo, Bolong.ID - Panggung teater digelar di Universitas Kairo di Kota Kairo, Mesir, Jumat (23/12/2022). Pemainnya orang Mesir, tapi berbahasa Mandarin fasih.
Dilansir dari Xinhuanet (23/12/2022) pemainnya para siswa departemen bahasa Mandarin, institut Konfusius dari beberapa universitas negeri dan swasta di seluruh Mesir.
Salah satu sketsa menceritakan tentang pertengkaran antara anggota keluarga.
Ada juga yang menampilkan sekelompok rapper dengan pakaian LED yang berkilauan.
Di pementasan lain, adalah komedi di mana seorang gadis dengan kumis palsu berperan sebagai seorang ayah.
Itu lomba teater. Dengan penampilan "The Taste of Mum", Universitas Pharos di Alexandria mengalahkan 11 tim lainnya, meraih hadiah pertama.
"Merupakan kehormatan besar untuk mengikuti kontes ini. Kami bekerja sangat keras dan berlatih siang dan malam untuk mencapai level penampilan ini. Itu adalah pengalaman yang luar biasa," kata Sara Samir, pemenang aktris terbaik.
"Saya tidak hanya belajar bahasa Mandarin, tetapi juga budaya Tionghoa. Sementara itu, kontes semacam itu akan membuat orang Tionghoa tahu tentang budaya saya. Ini adalah interaksi budaya antara dua peradaban," kata siswa tersebut kepada Xinhua.
Hadiah kedua dibagi oleh tim Institut Konfusius Universitas Kairo dan Fakultas Al-Alsun (Bahasa) Universitas Terusan Suez.
Xu Yangfan, seorang guru bahasa Tionghoa dari Institut Konfusius Universitas Kairo dan penyelenggara kontes, merasa bangga atas prestasi murid-muridnya.
"Saya sangat senang bahwa banyak siswa Mesir belajar bahasa Mandarin dan tertarik untuk berpartisipasi dalam kontes semacam itu untuk menunjukkan penguasaan bahasa Mandarin dan pengetahuan mereka tentang budaya Tionghoa," kata Xu.
Tim dari departemen bahasa Mandarin di Universitas Kairo, Universitas Beni Suef dan Universitas Suez berbagi hadiah ketiga.
Aktor terbaik kontes tersebut adalah Mahmoud El-Sayed dari Universitas Suez dan penampil paling fasih adalah Sarah El-Baz dari Universitas Terusan Suez.
“Kegiatan seperti itu mendekatkan budaya kita, meningkatkan kecintaan kita pada bahasa (Tionghoa), dan memungkinkan kita mempraktikkan apa yang telah kita pelajari. Semua yang telah kita pelajari ditampilkan di sini. Sangat indah,” El-Baz, pemenang terbanyak penghargaan pemain fasih, kata Xinhua.
"Impian saya adalah bekerja sebagai penerjemah di Tiongkok suatu hari nanti," tambahnya.
Penampilan para siswa disambut dengan tawa, sorakan dan tepuk tangan dari penonton yang memadati.
"Saya sangat menikmati pertunjukan. Semua tim yang berpartisipasi menampilkan pertunjukan yang luar biasa. Kami sangat bangga dengan mereka," kata Hesham Magdy, seorang mahasiswa di departemen Tiongkok Fakultas Seni, Universitas Suez.
Rehab Mahmoud, direktur Institut Konfusius di Universitas Kairo, mengatakan bahwa kompetisi tersebut menunjukkan kemahiran siswa dalam bahasa Tionghoa dan pengetahuan tentang budaya Tionghoa.
Dia mencatat bahwa jumlah siswa Mesir yang belajar bahasa Mandarin meningkat dan banyak universitas Mesir sekarang memiliki jurusan bahasa Mandarin.
“Bahasa Tionghoa memiliki dimensi budaya yang luas karena diasosiasikan dengan peradaban yang sangat kuno dan unik. Oleh karena itu, sangat penting bagi siswa yang mempelajari bahasa Tionghoa untuk mengetahui budaya dan masyarakat Tiongkok,” ujarnya. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement