Lama Baca 4 Menit

Ilmuwan China Gunakan Satelit Prediksi Gempa

10 April 2023, 15:30 WIB

Ilmuwan China Gunakan Satelit Prediksi Gempa-Image-1
Suasana peluncuran satelit di China

Beijing, Bolong.id - Sekitar 1.800 tahun lalu cendikiawan Tiongkok, Zhang Heng membikin seismoskop pertama. Ilmuwan Tiongkok sekarang memprediksi gempa menggunakan satelit.

Dilansir dari 人民网 Minggu (08/04/23), diluncurkan Februari 2018, satelit seismo-elektromagnetik pertama Tiongkok, Zhangheng 1, dirancang untuk menangkap sinyal elektromagnetik di luar angkasa.

Itu untuk prakiraan gempa serta pemantauan dan peringatan cuaca.

"Selama lima tahun terakhir, satelit Zhangheng 1 telah meraih banyak prestasi," kata Shen Xuhui, ilmuwan kepala program satelit.

Ia menyoroti kemajuan terbaru satelit pada Simposium Nasional ke-35 tentang Eksplorasi Luar Angkasa yang diadakan baru-baru ini.

Dengan menggunakan satelit, kami telah memperoleh data medan geomagnetik global dan data spektrum elektromagnetik frekuensi rendah global, dan menetapkan dua model untuk penelitian data selanjutnya, tambahnya.

Prediksi gempa selalu menjadi tantangan global.  Sulit bagi para ilmuwan untuk mengumpulkan cukup banyak kasus gempa bumi yang merusak untuk pengumpulan statistik dan untuk memvalidasi metode dan teori prediksi, jelas ilmuwan tersebut.

"Pemantauan satelit menerobos keterbatasan penelitian gempa tradisional," kata Shen, menambahkan bahwa statistik menunjukkan bahwa gangguan elektromagnetik di ruang angkasa terkait dengan terjadinya gempa bumi.

Satelit Zhangheng 1 memungkinkan para ilmuwan untuk memperluas pengamatan mereka ke skala global dan melakukan studi statistik dengan sampel besar, tambahnya.

Menurut ilmuwan tersebut, selama lima tahun terakhir, Zhangheng 1 telah mengamati sekitar 60 gempa berkekuatan 7,0 ke atas, serta hampir 600 gempa berkekuatan 6,0 ke atas di seluruh dunia.

"Kami telah menemukan bahwa hingga 80 persen gempa berkekuatan 6,0 atau lebih menunjukkan sinyal pendahuluan setengah bulan sebelum kejadian," katanya.

Meskipun mengakui kemajuan yang dibuat oleh satelit Zhangheng 1, Shen mengakui bahwa jalan masih panjang sebelum prakiraan gempa yang akurat dapat dicapai.

Dia menunjukkan bahwa sejumlah besar sinyal prekursor telah diidentifikasi dengan menelusuri kembali melalui data setelah gempa terjadi, dan hanya sejumlah kecil sinyal prekursor yang terdeteksi sebelumnya.

Ini karena kompleksitas pemrosesan data dan ketidakmampuan untuk melacak data global secara real time dengan tenaga manusia dan komputasi yang terbatas, jelasnya.

Selain itu, peramalan waktu, lokasi, dan intensitas yang akurat belum memungkinkan.  Sinyal pendahuluan yang terdeteksi oleh satelit seringkali muncul beberapa ratus kilometer dari pusat gempa, tambah Shen.

"Data dari satelit masih jauh dari cukup. Prediksi gempa membutuhkan penelitian multidisiplin seismologi, elektromagnetik, geodesi, dan geokimia," ujarnya.

Terlepas dari keterbatasan prediksi gempa saat ini, ilmuwan berusia 58 tahun itu tetap yakin dengan prospek masa depan di bidang ini.

Menurutnya, dengan perkembangan teknologi informasi seperti machine learning, big data, dan artificial intelligence, masyarakat akan dapat melakukan pengolahan data secara real time sebelum terjadi gempa.

"Saya percaya bahwa dalam 10 sampai 20 tahun lagi, sebuah terobosan dalam prediksi gempa bumi dapat diharapkan," kata Shen.

Ilmuwan tersebut juga mengungkapkan bahwa Tiongkok berencana untuk meluncurkan satelit Zhangheng 1-02 dalam waktu dekat.  

Satelit baru ini akan memungkinkan pemantauan sepanjang waktu dan memperluas jangkauan pengamatan ke kutub utara dan selatan Bumi, meningkatkan kemampuannya untuk mengamati perubahan dalam sistem Bumi. (*)


Informasi Seputar Tiongkok