Beijing, Bolong.id - Dana Anak-anak PBB (UNICEF) memperkirakan, pada tahun 2050 nanti hampir setiap anak di bumi terdampak gelombang panas. Jenis penyakitnya belum dipastikan.
Dilansir dari 京报网, Rabu (26/01022), menurut pihak UNICEF, setidaknya setengah miliar anak muda sudah terkena gelombang panas sekarang.
Pada pertengahan abad ini, diperkirakan bahwa lebih dari 2 miliar anak-anak akan terkena gelombang panas "lebih sering, lebih lama, dan lebih parah".
"Krisis iklim adalah krisis hak-hak anak -- dan itu sudah mengambil korban yang menghancurkan kehidupan dan masa depan anak-anak," kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell memperingatkan.
Kebakaran hutan dan gelombang panas tahun ini yang melanda India, Eropa, dan Amerika Utara adalah "contoh lain yang serius dari dampak perubahan iklim pada anak-anak," tambahnya.
Data baru yang diterbitkan dalam laporan badan tersebut, Tahun Terdingin dari Sisa Hidup Mereka, menggarisbawahi bahwa anak-anak menghadapi risiko yang lebih besar daripada orang dewasa ketika dihadapkan dengan peristiwa panas yang ekstrem.
Hal ini dikarenakan mereka kurang mampu mengatur suhu tubuhnya dibandingkan dengan orang dewasa. Semakin banyak anak terpapar gelombang panas, semakin besar kemungkinan masalah kesehatan termasuk kondisi pernapasan kronis, asma, dan penyakit kardiovaskular.
"Dunia sangat perlu berinvestasi dalam membangun ketahanan mereka -- dan dalam mengadaptasi semua sistem yang diandalkan anak-anak untuk menghadapi tantangan iklim yang berubah dengan cepat," kata UNICEF.
Ini terlepas dari apakah suhu global rata-rata naik 1,7 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri jika emisi gas rumah kaca rendah, atau apakah mereka naik 2,4 derajat Celcius, jika emisi tinggi.
Anak-anak harus dilindungi dari dampak gelombang panas yang meningkat, kata UNICEF, dalam seruan untuk "langkah-langkah mitigasi emisi yang mendesak dan dramatis untuk menahan pemanasan global - dan melindungi kehidupan."
Anak-anak di wilayah utara akan menghadapi peningkatan paling dramatis dalam tingkat keparahan gelombang panas tinggi, sementara pada tahun 2050, hampir setengah dari semua anak di Afrika dan Asia akan menghadapi paparan suhu tinggi yang ekstrem di atas 35 derajat Celcius (95 derajat Fahrenheit) secara berkelanjutan, menurut data UNICEF.
"Ini akan berdampak buruk pada anak-anak," kata Vanessa Nakate, aktivis iklim dan duta besar niat baik UNICEF. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement