Musik Tradisional Tionghoa Akan Hibur Pengunjung di Kya-Kya Kembang Jepun, Surabaya.
Beijing, Bolong.id - Kya Kya adalah arena hiburan di malam hari di kawasan Pecinan, Jalan Kembang Jepun, Surabaya. Aneka kuliner dan hiburan warga digelar di sana tiap malam. Dibuka pada HUT Surabaya, 31 Mei 2003, sangat meriah. Tapi redup kemudian ditutup beberapa tahun kemudian.
Tempat yang bernama Kya-Kya Kembang Jepun di Surabaya yang sempat terkenal di tahun 2000-an akan kembali dihidupkan lagi. Pemkot Surabaya akan membuat kejayaan Kya-Kya Kembang Jepun kembali sebagai pusat jajanan/kuliner dan dipadu dengan wisata kota lama.
Dilansir dari radarsurabaya.id pada Sabtu (27/08/2022), Pemerintah Kota Surabaya akan membuka kembali Kya Kya Kembang Jepun dengan nuansa baru. Bahkan, Pemkot Surabaya akan menampilkan hiburan khas Tionghoa seperti musik tradisional Tionghoa yang akan menemani pengunjung setiap malamnya.
Kata ‘Kya Kya’ berasal dari salah satu dialek Bahasa Mandarin yang artinya ‘jalan jalan’. Karena, di situlah sentra Pecinan, yang sejak zaman Sriwijaya hingga kini jadi pusat perdagangan pada siang hari.
Wakil Ketua Kampung Tiongkok Surabaya, Michael Wijaya T., mengatakan, “musik tradisional Tionghoa akan tampil saat Kya-Kya Kembang Jepun meluncur yang dijadwalkan pada 11 September 2022 mendatang.”
Bahkan, pihaknya sudah mempersiapkan diri dengan latihan secara berkelanjutan untuk nantinya menghibur pengunjung saat menikmati kuliner maupun kya-kya (jalan-jalan) di sekitar.
“Ya, rencana kami akan tampil di acara peluncuran tanggal 11 September 2022. Jadi akan dijadikan satu dengan festival reguler, biar besar sekalian,” kata Michael, Jumat (26/8/2022).
Ia menjelaskan, musik yang akan ditampilkan akan berkelanjutan, namun juga akan dikolaborasikan dengan barongsai, liang liong hingga musik modern lainnya dengan lagu berbahasa Mandarin.
“Kami akan tampil kontinyu tiap minggu mengisi hiburan untuk pengunjung. Rencananya kita kolaborasi juga dengan barongsai. Kami gandeng juga musik lainnya. Musik modern misal karaoke lagunya Mandarin semua,” katanya.
Setiap personil yang akan tampil menurutnya tergantung dari acara. Apabila acaranya pihaknya akan full time dengan tujuh sampai delapan orang. “Tergantung acaranya juga. Kalau besar kami akan full time sampai delapan orang yang akan memainkan musik,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan tampil di Jalan Slompretan atau tempat yang digunakan sebagai panggung dari Festival Rujak Uleg. “Nantinya tampil di Jalan Slompretan,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, optimistis Kya-Kya Kembang Jepun bisa menjadi daya tarik baru bagi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menikmati kuliner maupun wisata di kawasan Kembang Jepun.
”Sebelumnya, sudah ada wisata Jalan Tunjungan dan wisata susur sungai Kalimas di pusat Surabaya. Berikutnya ada Kya-Kya Kembang Jepun,” kata Cak Eri.
Cak Eri memastikan hidupnya Kya-Kya tidak hanya sekelebat saja yang kemudian sepi. Namun, pihaknya akan mengemas semenarik mungkin agar kelangsungan Kya-Kya terus eksis dan tentu berdampak pada kesejahteraan ekonomi warga. ”Jangan sampai selesai gebyar launching, kemudian selesai (sepi). Harus terus ramai,” tegas Cak Eri. (*)
Advertisement