Candra Naya - Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Jakarta, Bolong.id - Sebelum koloni Belanda datang ke Indonesia dan membangun Batavia pada 1619, masyarakat Tiongkok sudah tinggal di Batavia, tepatnya di sebelah timur Sungai Ciliwung yang letaknya tak jauh dari pelabuhan Sunda Kelapa.
Di Batavia, imigran Tiongkok yang sebagian besar datang dari Tiongkok Selatan ini, memilih untuk tinggal dekat pelabuhan agar mudah untuk bertransportasi.
Bangunan-bangunan tempat tinggal bersejarah peninggalan masyarakat Tiongkok pada zaman kolonial tersebut, hingga kini masih dapat kita kunjungi di beberapa sudut Kota Jakarta, salah satunya Candra Naya.
Kolam di Tengah Candra Naya - Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Bangunan yang terletak di Jalan Gajah Mada No. 188 ini, dulunya merupakan tempat tinggal mayor Tiongkok terakhir, Khouw Kim An. Di Batavia, Khouw Kim An bertugas untuk menjaga kesejahteraan dan menyelesaikan berbagai masalah dalam lingkup masyarakat Tiongkok di Batavia.
Berada di dalam kawasan Superblock Green Central City, Candra Naya memiliki arsitektur khas Tiongkok yang unik. Pasalnya, arsitektur rumah ini dibangun sedemikian rupa untuk beradaptasi dengan cuaca saat musim hujan di Indonesia, namun masih mempertahankan arsitektur dan budaya khas Tiongkok tradisional.
Candra Naya yang Kini juga Menjadi Restoran - Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Seperti hiasan bagua (八卦) yang ditempel di pintu depan, duilian (对联- sajak) yang ditempel di sebelah pintu, patung dewa dewi, kolam ikan yang berada di taman tengah rumah, dan sebagainya.
Siapa sangka, Candra Naya juga menjadi cikal bakal lahirnya perkumpulan sosial masyarakat Tiongkok Sin Ming Hui (Sinar Baru). Perkumpulan inilah yang kini melahirkan Rumah Sakit Sumber Waras, dan Universitas Tarumanegara.
Restoran di Candra Naya - Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Dahulu, bangunan cagar budaya yang dilindungi Undang-Undang ini juga pernah menjadi kediaman Dubes Tiongkok untuk Indonesia.
Kini, bangunan tersebut terbuka untuk umum dan menjadi tempat wisata bersejarah. (*)
Advertisement