Yuan, mata uang RRT - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Peran yuan dalam tranksaksi pembayaran berskala internasional dan juga pembayaran akun modal telah mencapai rekor tertingginya pada bulan Maret 2020. Hal ini dikarenakan transaksi lintas batas yang semakin bertambah menggantikan perdagangan, mendorong kekuatan mata uang Tiongkok di mata masyarakat internasional. Administrasi Negara Penukaran Valuta Asing ( 国家外汇管理局 ), mengatakan bahwa transaksi lintas batas mata uang yuan telah menyumbang sebesar 38 persen di antara mata uang yang lainnya pada akhir Maret 2020. Ini merupakan angka tertinggi dalam sejarah, sejak yuan diterbitkan. Hal ini menunjukkan posisi yuan dalam pembayaran dan transaksi global telah meningkat secara signifikan.
Menurut data dari jaringan komunikasi keuangan global, SWIFT, yuan menjadi mata uang yang paling aktif kelima dalam transaksi global selama Maret 2020. Meskipun COVID-19 telah mengganggu seluruh kegiatan investasi keuangan global, pasar modal dan valas, Tiongkok malah menunjukkan pertahanan yang stabil. Secara global, harga aset dan komoditas berisiko turun sangat cepat sejak pandemi COVID-19. Harga aset safe-haven, seperti emas dan reksadana, naik pesat karena investor memperhitungkan dampak ekonomi dari virus dan beralih mementingkan keselamatan dan likuiditas. Dikarenakan yuan yang relatif stabil dalam kuartal pertama, investasi luar negeri di pasar obligasi Tiongkok naik sebesar 48 persen atau sebesar 16,7 miliar dolar AS (sekitar 236 triliun rupiah).
Pasar ekuitas global pada saat yang sama juga mengalami penurunan tercepat dalam sejarah, dan penurunan harga aset mencapai sekitar setengahnya. Karena kondisi keuangan global yang diguncang secara tiba-tiba dengan timbulnya pandemi COVID-19, Tiongkok dapat menawarkan likuiditas yuan ke pasar global, melalui investasi luar negeri yang meningkat, peningkatan pinjaman lintas batas, peningkatan impor dan deposito luar negeri yuan.
Pandemi COVID-19 dapat meningkatkan investasi lintas batas dalam mata uang yuan dan mempercepat proses internasionalisasi yuan. Likuiditas yuan akan mengisi kesenjangan pembiayaan yang timbul karena kekurangan dolar. Yi Gang ( 易纲 ), gubernur Bank Rakyat Tiongkok (中国人民银行), bank sentral, mengatakan dalam sebuah artikel baru-baru ini bahwa Bank Rakyat Tiongkok akan menggunakan kebijakan moneter yang ada selama mungkin untuk mendukung strategi pembangunan jangka panjang, dan menghindari stimulus agresif berlebihan yang mungkin akan menyebabkan inflasi dan lonjakan utang. Dengan begitu, aset dalam mata uang yuan dapat mempertahankan pengembalian yang relatif lebih tinggi sebagai safe-haven bagi investor internasional.
Advertisement