Lama Baca 5 Menit

Sejumlah Provinsi di China Terapkan Batas Harga Tes COVID - 19 Rp. 196 Ribu

31 January 2021, 12:58 WIB


Sejumlah Provinsi di China Terapkan Batas Harga Tes COVID - 19 Rp. 196 Ribu-Image-1

Test Covid-19 -  Gambar diambil dari berbagai sumber segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Lebih dari 25 dari 32 wilayah tingkat provinsi di daratan Tiongkok telah memotong harga uji asam nukleat COVID-19 menjadi 80 yuan ($ 12,45) sejak akhir tahun lalu, karena banyak pelancong Imlek diharuskan memberikan sertifikat negatif COVID-19 ketika mereka kembali ke kampung halaman mereka.

Pada bulan Januari, 13 wilayah tingkat provinsi di Tiongkok seperti Beijing, Tianjin, Sichuan, Fujian, Gansu, Shaanxi, Guizhou, Hubei, Heilongjiang, Hainan, Qinghai, Zhejiang, dan Tibet, mulai mensubsidi pengujian asam nukleat COVID-19. Sembilan dari provinsi ini menetapkan harga 80 yuan (Rp175 ribu). Dilansir dari CGTN pada Sabtu (30/01/2021).

Langkah tersebut dilakukan beberapa hari setelah Komisi Kesehatan Nasional (NHC) meminta pemerintah daerah untuk mengurangi biaya tes asam nukleat COVID-19 untuk mendorong lebih banyak orang menjalani tes dan kembali ke rumah dengan sertifikat negatif sebelum Tahun Baru Imlek, yang jatuh pada 12 Februari tahun ini. 

Pada akhir tahun 2020, karena peningkatan produksi reagen uji dan pembelian kolektif oleh pemerintah, lebih dari setengah provinsi telah memangkas harga hingga maksimum 80 yuan (Rp175 ribu), termasuk Guangdong, Hunan, Jiangxi, Jilin, Liaoning, Xinjiang , Shanxi dan Henan.

Di beberapa daerah, pusat pengendalian penyakit setempat memberikan pengujian asam nukleat COVID-19 secara gratis jika terjadi kasus massal virus corona. Tetapi bagi kebanyakan orang yang bepergian karena alasan bisnis dan pribadi, mereka harus pergi ke rumah sakit sendiri untuk tes COVID-19 jika daerah tujuan mereka memerlukan hasil tes COVID-19 negatif.

Harganya sekarang jauh lebih rendah dibandingkan dengan Maret tahun lalu, dengan banyak pemerintah daerah yang secara bersama-sama membeli peralatan untuk menurunkan biaya. Dan di beberapa provinsi, biaya pengujian telah ditambahkan ke sistem perawatan medis setempat.

Di Wilayah Otonomi Tibet Tiongkok barat daya, harga uji COVID-19, termasuk biaya untuk alat uji, adalah 200 yuan (Rp438 ribu) sebelum Jumat (29/1), sekarang turun menjadi 72 yuan (Rp157 ribu) per orang. 

Di Provinsi Sichuan, Tiongkok barat daya, harga turun dari 120 yuan (Rp262 ribu) menjadi 80 yuan (Rp175 ribu) di daerah perkotaan dan 72 yuan (Rp157 ribu) di daerah pedesaan. Di provinsi barat daya Guizhou, harga pengujian turun menjadi 50 yuan (Rp109 ribu).

Di provinsi seperti Fujian, Shaanxi dan Zhejiang, pusat medis dan rumah sakit telah mengadopsi pendekatan pengujian campuran 10-in-1 untuk meningkatkan efisiensi. Dengan metode ini, sepuluh hasil tes dikumpulkan dalam satu tabung untuk pengujian, dan setelah hasil positif ditemukan di dalam tabung, kesepuluh orang tersebut diinstruksikan untuk menjalani isolasi dan pengujian lagi satu per satu untuk mengidentifikasi lebih lanjut pembawa sampel positif. 

Hal ini semakin mengurangi harga pengujian. Di Beijing, Tianjin, dan Zhejiang, pengujian semacam itu membutuhkan biaya 20 yuan (Rp43 ribu) per orang, sedangkan di Shaanxi dan Fujian hanya membutuhkan 15 yuan (Rp39 ribu).

Sejak virus korona pertama kali meletus di Wuhan, Tiongkok telah meningkatkan pemeriksaan virus korona, berusaha membuat pengujian universal dan tersedia di setiap sudut negara itu.

Pada bulan April tahun lalu, NHC mewajibkan semua rumah sakit umum dan lembaga pengendalian penyakit, di dan di atas daerah tingkat kabupaten atau distrik, untuk mendirikan laboratorium pengujian asam nukleat. Sejak itu, negara telah mempercepat investasi dalam membangun ratusan laboratorium penguji.

Rumah Sakit Rakyat Pertama Ruzhou, kota setingkat kabupaten di Provinsi Henan, Tiongkok, menerima lima juta yuan (Rp10,9 miliar) untuk membangun infrastruktur kesehatan masyarakat. 

Menurut Wang Jun, direktur laboratorium klinis rumah sakit, tiga juta yuan digunakan untuk membangun laboratorium. Barang paling mahal di lab adalah mesin polymerase chain reaction (PCR), komponen pengujian utama yang harganya 400.000 yuan (Rp875,5 juta), kata Wang.

Pada 13 Januari, Guo Yanhong, pengawas administrasi medis NHC, mengatakan bahwa total 8.437 lembaga medis di seluruh Tiongkok memiliki kapasitas untuk melakukan pengujian asam nukleat COVID-19, yang dapat memeriksa 12,55 juta sampel sehari tanpa menggunakan tes campuran. Peningkatan sepuluh kali lipat dalam jumlah sampel yang diuji setiap hari. Dia menambahkan bahwa dengan mengambil pendekatan pengujian campuran 10-in-1, Tiongkok dapat menguji lebih dari 100 juta sampel setiap hari. (*)

[Alifa Asnia/Penerjemah]

[Lupita/Penulis]