China Hentikan Pengiriman Pesawat dari Airbus - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id - Maskapai penerbangan Tiongkok menghindari beberapa pengiriman pesawat Airbus karena kekhawatiran infeksi COVID-19 untuk staf mereka dalam perselisihan terbaru atas upaya melakukan pengiriman tertunda meskipun ada pandemi.
Airbus telah mendorong maskapai Tiongkok untuk menerima pengiriman jet sekarang karena pasar domestik telah pulih ke level sebelum COVID-19. Tetapi banyak maskapai penerbangan menggunakan pandemi sebagai alasan untuk menunda pengiriman, kata seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, dilansir dari thestar.com, Senin (9/11/2020).
"Faktanya tidak ada kekurangan pesawat sekarang di pasar domestik," pungkas sumber tersebut.
Pengiriman Airbus melonjak pada bulan September ke puncaknya sejak krisis dimulai tetapi pengiriman ke Tiongkok telah terlambat meskipun fakta bahwa maskapai penerbangan di sana memimpin pemulihan dalam penggunaan jet di tengah pandemi.
Airbus mengirimkan 341 jet dalam 9 bulan pertama termasuk sekitar 39 ke Tiongkok yang biasanya menyumbang seperempat pengiriman ke Barat. Sebagian besar pesawat Airbus yang dikirim ke maskapai Tiongkok berasal dari perakitan A320 di Tianjin, tetapi untuk maskapai penerbangan lain perlu mengirimkan staf ke Eropa. Air China pada bulan Agustus mengirim staf ke Prancis untuk mengambil pesawat A350, sementara China Southern juga pada bulan Agustus mengirim tim ke Jerman untuk mengambil A321neo.
Dua sumber industri lainnya mengatakan maskapai penerbangan Tiongkok dalam banyak kasus menunda pengiriman staf ke Eropa, mencatat ini terjadi pada saat permintaan jet menipis.
Namun, beberapa pengaturan khusus sedang dibuat. Spring Airlines pada bulan September mengambil A321neo yang dirakit di Jerman. Karena pembatasan terkait COVID-19 pada perjalanan lintas batas, Airbus mengatur agar pesawat diterbangkan ke Tianjin, kata juru bicara Zhang Wu'an, menambahkan ini cocok sebagai jalan tengah bagi kedua belah pihak.
"Jadi orang-orang kami tidak perlu pergi ke luar negeri. Staf Airbus langsung kembali ke Eropa setelah menerbangkan pesawat ke sini," jelas Zhang. (*)
Advertisement