Jakarta, Bolong.id - Hari ini, 14 November, 60 tahun lalu, komisaris kaisar Dinasti Qing, Pangeran Yixin, dan utusan Rusia Nikolay Ignatyev menandatangani "Perjanjian Sino-Rusia Beijing" yang juga dikenal sebagai "Perjanjian Pembaruan Sino-Rusia".
Isi perjanjian tersebut sebanyak 15 paragraf, poin utama dari perjanjian tersebut adalah:
(1) Pengakuan "Perjanjian Aigun" yang ditandatangani pada 1858, yaitu perjanjian yang menetapkan perbatasan antara Kekaisaran Rusia dan Tiongkok di sepanjang Sungai Amur.
(2) Memberikan sekitar 400.000 kilometer persegi wilayah Tiongkok di sebelah timur Sungai Ussuri, termasuk Pulau Sakhalin, ke tangan Rusia, yang semula direncanakan akan dikelola bersama oleh kedua negara.
(3) Menetapkan batas bagian barat wilayah Tiongkok dan Rusia, Danau Zaysan dan Issyk Kul yang aslinya milik Tiongkok, ditetapkan sebagai danau pembatas.
Dengan begitu, Tiongkok tidak hanya memindahkan perbatasan barat Tiongkok dari Danau Balkhash ke timur, tetapi juga memberikan "dasar" perjanjian bagi Rusia untuk semakin melanggar batas wilayah Tiongkok di sebelah timur dan selatan danau.
Pada saat itu, Tsar Rusia memanfaatkan Perang Candu Kedua, memanfaatkan kesengsaraan rakyat, dan dengan mudah menjarah lebih dari 1 juta kilometer persegi wilayah Tiongkok.
Advertisement