Lama Baca 3 Menit

Kapal Perusak AS Berlayar Melalui Selat Taiwan, Memprovokasi China?

17 October 2020, 07:00 WIB

Kapal Perusak AS Berlayar Melalui Selat Taiwan, Memprovokasi China?-Image-1

Kapal Perusak AS Berlayar Melalui Selat Taiwan, Memprovokasi China? - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Kapal perang Amerika Serikat (AS) berlayar melalui Selat Taiwan dalam apa yang militer Amerika sebut sebagai bagian dari aktivitas "rutin" pada Rabu (14/10/2020). Akan tetapi, langkah AS tersebut membuat marah Tiongkok yang mengklaim kedaulatan atas Pulau Taiwan dan laut sekitarnya.

Hubungan antara Beijing dan Washington telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir karena berbagai masalah, termasuk perdagangan, masalah Hong Kong dan Taiwan, dilansir dari voanews.com, Jumat (16/10/2020).

Kapal perusak berpeluru kendali USS Barry melewati Selat Taiwan pada 14 Oktober, menurut pernyataan Armada Pasifik AS. "Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata pernyataan itu.

"Angkatan Laut AS akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional," tambahnya.

Setiap operasi Angkatan Laut AS di Selat Taiwan yang memisahkan Tiongkok dari pulau itu, memicu respons kuat dari Beijing yang menganggap Taiwan sebagai bagian yang tidak dapat diganggu gugat dari wilayahnya.

Dalam tanggapan kemarahannya, Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok mengatakan mereka melacak USS Barry melalui laut dan udara "sepanjang keseluruhan proses". "Kami memperingatkan AS untuk menghentikan kata-kata dan tindakannya yang memprovokasi masalah dan mengganggu situasi di Selat Taiwan," kata juru bicara Komando Teater Timur Kolonel Zhang Chunhui.

Pulau ini telah diperintah secara terpisah sejak berakhirnya perang saudara di Tiongkok pada tahun 1949. Taiwan memiliki bendera, mata uang, dan militernya sendiri, tetapi tidak diakui sebagai negara merdeka oleh PBB.

Washington mengakhiri hubungan diplomatiknya dengan Taipei pada 1979 untuk meningkatkan hubungan bilateralnya dengan Tiongkok, tetapi AS tetap menjadi sekutu paling kuat di pulau itu dan menjadi pemasok senjata utamanya.

Sementara itu, Beijing memandang perjalanan kapal AS melalui selat itu sebagai pelanggaran terhadap kedaulatannya. (*)