Lama Baca 3 Menit

UE Janjikan Dana Tambahan untuk Lebanon, Pasca Ledakan

11 August 2020, 13:52 WIB

UE Janjikan Dana Tambahan untuk Lebanon, Pasca Ledakan-Image-1

UE Tawarkan Dana Tambahan untuk Lebanon Setelah Ledakan Dahs - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beirut, Bolong.id - Uni Eropa (UE) pada Minggu (9/8/2020) menjanjikan dana tambahan sebesar EUR30 juta (sekitar Rp519,69 miliar) untuk rakyat Lebanon setelah ledakan dahsyat melanda ibukota Beirut pada Selasa lalu (4/8/2020).

Janji tersebut dibuat pada konferensi internasional tentang bantuan dan dukungan kepada negara Timur Tengah, dimaksudkan untuk membantu memenuhi kebutuhan mendesak mereka yang terkena dampak ledakan. 

Jumlah tersebut tidak termasuk bantuan awal yang ditawarkan oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen sejumlah EUR33 juta (sekitar Rp571,66 miliar) dalam panggilan teleponnya dengan Presiden Lebanon Michel Aoun pada hari Kamis (6/8/2020).

"Pada jam-jam kritis ini, UE menyediakan tempat berlindung, perawatan kesehatan darurat, air dan sanitasi, serta bantuan makanan," kata Komisaris UE untuk Manajemen Krisis Janez Lenarcic yang mewakili Komisi pada konferensi hari Minggu (9/8/2020), dilansir dari CGTN.

Sekitar 300 ahli dari Uni Eropa dan negara-negara anggotanya telah dikerahkan di Lebanon untuk memberikan bantuan dalam pencarian dan penyelamatan, penilaian kimiawi dan perawatan medis.

“Banyak pekerja asing dan pengemudi truk masih hilang dan dianggap termasuk di antara korban ledakan gudang pelabuhan Beirut, mempersulit upaya untuk mengidentifikasi para korban,” kata gubernur provinsi Beirut pada hari Minggu (9/8/2020).

Sementara itu, pemerintah Suriah mengatakan bahwa sekitar 45 dari 158 orang yang dikonfirmasi tewas dalam ledakan itu adalah warga negara Suriah. Warga Suriah merupakan tenaga kerja asing paling signifikan di Lebanon yang bekerja di sektor konstruksi, pertanian dan transportasi.

Akibat dari ledakan yang menarik perhatian masyarakat dunia ini, menteri lingkungan dan menteri informasi Lebanon telah mengundurkan diri, menurut laporan media lokal. Banyak anggota parlemen Lebanon juga telah mengajukan pengunduran diri mereka karena ledakan tersebut. Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada hari Minggu (9/8/2020) juga mendesak penyelidikan independen atas penyebab ledakan mematikan itu. (*)