Pendiri ByteDance, Zhang Yiming - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id - Ketika TikTok menghadapi tekanan penjualan paksa dari Amerika Serikat (AS), pendiri perusahaan induk ByteDance (字节跳动) di Tiongkok mengatakan pada hari Senin (3/8/2020) bahwa pihaknya "tidak setuju" dengan kesimpulan dari pemerintah AS yang mengharuskan ByteDance (字节跳动) sepenuhnya melepaskan operasi TikTok di AS.
“Kami selalu berkomitmen untuk keselamatan pengguna, netralitas platform, dan transparansi. Namun, kami memahami keputusan mereka dalam lingkungan makro saat ini,” ungkap pendiri ByteDance (字节跳动), Zhang Yiming (张一鸣), dalam surat internal dua bahasa kepada karyawan pada hari Senin (3/8/2020) sore waktu setempat, dilansir dari laman South China Morning Post.
Surat Zhang ini datang setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Jumat (31/7/2020) bahwa ia akan menandatangani perintah eksekutif secepatnya pada hari Sabtu (1/8/2020) untuk melarang TikTok di Amerika Serikat, setelah menolak gagasan penjualan aplikasi ke Microsoft. Namun, Trump kemudian setuju untuk memberikan ByteDance (字节跳动) yang berbasis di Beijing waktu selama 45 hari untuk menegosiasikan penjualan aplikasi ke Microsoft, dilansir dari Reuters.
Microsoft mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (2/8/2020) bahwa setelah percakapan antara kepala eksekutifnya Satya Nadella dan Trump, raksasa perangkat lunak AS tersebut siap untuk melanjutkan diskusi eksplorasi pembelian TikTok dan akan menyelesaikan diskusi ini selambat-lambatnya tanggal 15 September 2020.
Zhang Yiming (张一鸣) mengatakan dalam surat tersebut bahwa "untuk membantu menyelesaikan masalah ini, kami memulai diskusi awal dengan perusahaan teknologi guna membantu membersihkan jalan bagi kami untuk terus menawarkan aplikasi TikTok di AS.”
Ia juga menambahkan, “Kami belum tahu detail pasti dari apa solusi akhir kami nantinya. Terus terang, tidak mungkin tingkat minat dan spekulasi seputar TikTok akan berhenti dalam jangka waktu pendek dan saya menyadari bahwa ini dapat sangat mengganggu.” Zhang Yiming (张一鸣) juga percaya diri terhadap kesuksesan jangka panjang TikTok dan percaya bahwa TikTok dapat menjadi produk yang lebih dipercaya lagi.
Sementara itu, pada hari Senin (3/8/2020), Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok (外交部) Wang Wenbin (汪文斌), mengatakan bahwa Beijing dengan tegas menentang AS yang menyatakan perusahaan tertentu bersalah, tanpa menyebutkan TikTok pada khususnya. "Kami mendesak AS untuk menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, adil dan tidak diskriminatif, untuk berhenti mempolitisasi masalah ekonomi dan perdagangan, untuk berhenti menyalahgunakan konsep keamanan nasional, dan untuk berhenti mempromosikan kebijakan diskriminatif dan eksklusif," tegas Wang.
Advertisement