Lama Baca 3 Menit

Pengemudi Bus Taiwan Ketahuan Melakukan Kecurangan untuk Dapatkan Bonus Kerja

11 July 2020, 17:23 WIB

Pengemudi Bus Taiwan Ketahuan Melakukan Kecurangan untuk Dapatkan Bonus Kerja-Image-1

Pengemudi Bus Taiwan Ketahuan Melakukan Kecurangan - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Taipei, Bolong.id - Pemerintah Kota Taipei telah berhasil melacak tujuh pengemudi bus yang menggunakan tiket bulanan Mass Rapid Transit (MRT) Taipei untuk mendapatkan bonus kinerja yang lebih tinggi setelah apa yang terekam melalui sistem dan berhasil menarik perhatian nasional atas kasus kartu pengguna yang mencurigakan karena terlalu seringnya digunakan.

Awal pekan ini, Walikota Taipei Ke Wenzhe (柯文哲) menyoroti masalah tersembunyi dari tiket MRT bulanan dan menuntut penyelidikan terhadap seorang penumpang yang menggunakan tiketnya untuk perjalanan seharga NT$10.000 (sekitar 4,8 juta rupiah) dalam satu bulan untuk tiket seharga NT$1,280 atau setara dengan Rp624 ribu. Meskipun frekuensi perjalanannya tinggi, para pejabat memutuskan bahwa tidak ada pelanggaran yang dilakukan pelanggan tersebut.

Namun, Kantor Rekayasa Lalu Lintas Kota Taipei mengkonfirmasi pada hari Kamis (9/7/2020) lalu, beberapa pengemudi bus telah memanfaatkan tiket bulanan dan menggunakannya untuk meningkatkan jumlah penumpang mereka. Karena banyak agen bus di kota ini menawarkan insentif kinerja hingga NT$50.000 (sekitar 24,37 juta rupiah) untuk mendorong pengemudi mereka agar mendapatkan lebih banyak pelanggan, melansir dari Taiwan News.

Para pejabat menjelaskan bahwa tidak biasa bagi penumpang untuk menggesekkan kartu mereka lebih dari beberapa kali di bus yang sama dan rekaman dari kamera pengawasan telah membuktikan kecurigaan mereka. Mereka mengatakan bahwa pengemudi-pengemudi tersebut telah mengakui kesalahan mereka dan masing-masing didenda NT$90.000 atau sekitar 43,88 juta rupiah, sementara insentif mereka ditarik.

Ko menyatakan keprihatinan tentang individu-individu yang menggunakan tiket bulanan mereka secara berlebihan telah terjadi perdebatan pula tentang apakah akan dikenakan pembatasan untuk setiap pemegang tiket. Legislator yang menentang saran ini menuduh Ko mengingkari kebijakan sebelumnya, beberapa warganet bahkan membandingkan skenario tersebut dengan pemilik warung prasmanan yang menyalahkan pelanggan mereka karena makan terlalu banyak. (*)