Di Tengah Pandemi, Vaksin Rabies Jadi Langka - Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Jinan, Bolong.id - Outlet media lokal telah melaporkan bahwa terjadi kekurangan vaksin rabies di beberapa provinsi di seluruh Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini tentu membuat masyarakat Tiongkok khawatir karena bertepatan dengan lonjakan kasus orang terluka yang disebabkan oleh anjing dan kucing.
Rumah Sakit Shijiazhuang di Provinsi Hebei, Tiongkok utara pada hari Senin (27/7/2020) mengkonfirmasi jika terdapat kekurangan vaksin rabies pada bulan Mei dan Juni. Ini terjadi karena produsen vaksin menghentikan produksinya pada bulan Januari dan Februari sebagai akibat dari wabah COVID-19. Namun, pihak rumah sakit menjelaskan bahwa proses penyediaan vaksin kini perlahan-lahan mengejar target. Di lain sisi, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Jinan, Provinsi Shandong, Tiongkok timur, menambahkan bahwa kekurangan tersebut bersifat nasional dan "mungkin akan berlangsung lebih lama”.
Dilansir dari Global Times, sistem pengawasan vaksin yang lebih ketat adalah alasan lain dari terjadinya kekurangan pasokan vaksin ini karena beberapa produsen utama telah ditangguhkan setelah skandal vaksin rabies cacat yang diproduksi oleh Changchun Changsheng Life Sciences pada tahun 2018.
Sementara itu, Liaoning Chengda Co, Ltd, sebuah perusahaan produsen vaksin, mengatakan kepada situs berita keuangan Tiongkok, eeo.com.cn, bahwa mereka telah memulihkan produksi vaksin rabies pada 2 Maret dan menghasilkan 800 ribu dosis per bulannya dari bulan Januari hingga Juni 2020. Jumlah produksi ini setara dengan periode yang sama pada tahun 2019.
Meningkatnya permintaan akan vaksin rabies mungkin disebabkan karena semua orang kini lebih banyak tinggal di rumah selama pandemi, sehingga mereka menghabiskan lebih banyak waktu dengan hewan peliharaan mereka dan meningkatkan kemungkinan serangan hewan peliharaan pada manusia.
Rabies sendiri merupakan penyebab kematian kelima terbesar dari penyakit menular di Tiongkok setelah AIDS, TBC, Hepatitis A dan B. Pada 2019, sebanyak 276 orang meninggal karena rabies di Tiongkok. Jumlah ini terus menurun dari tahun 2007 yang memiliki 3.300 korban jiwa akibat rabies.
Permintaan untuk vaksin rabies di Tiongkok dipercaya akan tetap tinggi hingga 70% hewan peliharaan di negara tirai bambu ini menjalani vaksinasi. Sementara, rasio vaksinasi saat ini adalah 10-40%. Pada 2019, jumlah kucing dan anjing peliharaan di Tiongkok mencapai 99,15 juta dengan kenaikan sebesar 8,4% dari periode yang sama pada tahun 2018. Nilai produksi vaksin rabies di Tiongkok pun sekitar 4 miliar yuan (sekitar Rp8,29 triliun). (*)
Advertisement