Lama Baca 3 Menit

Tiongkok Dakwa Dua Warga Kanada dengan Dugaan Spionase. PM Kanada: Saya Sangat Kecewa

21 June 2020, 12:30 WIB

Tiongkok Dakwa Dua Warga Kanada dengan Dugaan Spionase. PM Kanada: Saya Sangat Kecewa-Image-1

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami


Beijing, Bolong.id - Jaksa penuntut Tiongkok mengatakan pada hari Jumat (19/6/2020) bahwa mereka telah mendakwa dua orang warga negara Kanada yang ditahan karena diduga melakukan spionase, tuduhan yang dapat mengakibatkan hukuman penjara seumur hidup di Tiongkok. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, pun mengatakan bahwa dirinya "sangat kecewa" dan akan terus menekan Tiongkok untuk membebaskan kedua warganya tersebut.

Mantan diplomat, Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor ditangkap pada akhir tahun 2018 atas tuduhan ancaman keamanan negara, segera setelah polisi Kanada menahan kepala pejabat keuangan Huawei Technologies (华为技术有限公司), Meng Wanzhou (孟晚舟), dengan surat perintah Amerika Serikat (AS). Meski Tiongkok menyatakan bahwa penahanan warga Kanada tersebut tidak ada hubungannya dengan Meng, tetapi mantan diplomat dan para ahli sebaliknya mengatakan bahwa penahanan tersebut digunakan untuk menekan Kanada.

Trudeau berbicara kepada wartawan di kota Chelsea, Quebec, Ia mengatakan bahwa, "Kami akan melanjutkan... untuk menekan pemerintah Tiongkok agar menghentikan penahanan sewenang-wenang terhadap dua warga Kanada ini yang ditahan tanpa alasan lain selain pemerintah Tiongkok kecewa dengan proses independen peradilan Kanada,” melansir dari laman reuters.com.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan pada hari Jumat (19/6/2020) bahwa kunjungan konsuler ke tahanan telah ditangguhkan sementara akibat wabah COVID-19. Kementerian Luar Negeri Kanada mengatakan "sangat prihatin" bahwa kedua warga Kanada tersebut tidak diberi akses kunjungan konsuler sejak pertengahan Januari dan menyerukan pembebasan mereka dengan segera.

Komisi Urusan Politik dan Hukum Pusat Partai Komunis Tiongkok mengatakan pada tahun lalu bahwa Kovrig dituduh telah mencuri dan memata-matai informasi dan intelijen Tiongkok. Dikatakan pula bahwa Spavor lah yang memberikan informasi intelijen kepada Kovrig. Kovrig bekerja untuk International Crisis Group (ICG), sebuah organisasi non-pemerintah yang berfokus pada resolusi konflik. Sementara Spavor adalah pengusaha yang memiliki hubungan erat dengan Korea Utara.