Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Washington, Bolong.id - Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, pada hari Selasa (9/6/2020), menegur bank investasi multinasional dan layanan keuangan Inggris, HSBC, karena tindakannya yang mendukung langkah-langkah Tiongkok untuk mengakhiri kekuatan otonomi Hong Kong, dengan tunduk kepada pemerintah Beijing.
Pompeo mengatakan bahwa AS siap untuk membantu Inggris dengan menyediakan berbagai alternatif bantuan, setelah Beijing dilaporkan sedang mengancam akan menghukum HSBC dan melanggar komitmen mereka dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di negara itu, kecuali pemerintah Inggris mengizinkan Huawei Technologies HWT.UL Tiongkok untuk berpartisipasi dalam membangun jaringan 5G.
"Amerika Serikat ini mendukung sekutu dan mitra kami dalam melawan taktik intimidasi Partai Komunis Tiongkok," kata Pompeo dalam sebuah pernyataannya, seperti yang dilansir dari laman reuters.com.
Teguran Pompeo tersebut merujuk kepada CEO HSBC Asia-Pasifik, Peter Wong (王冬勝) yang menandatangani petisi untuk mendukung rencana Beijing dalam memberlakukan Undang-Undang Keamanan Baru di Hong Kong. "Loyalitas seperti itu tampaknya telah membuat HSBC menjadi kurang dihargai di Beijing, di mana mereka terus menggunakan bisnis bank di Tiongkok untuk mempengaruhi politik di London," ujar Pompeo.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying (华春莹) mengatakan kepada wartawan pada saat konferensi pers harian, pada hari Rabu (10/6/2020), bahwa Beijing berharap agar Amerika Serikat mau berhenti melibatkan Hong Kong dalam menyalakan api dan mencampuri urusan Tiongkok.
Surat kabar Daily Telegraph Inggris melaporkan pada hari Sabtu (6/6/2020), bahwa Ketua HSBC Mark Tucker telah memperingatkan Inggris akan larangan atas peralatan jaringan yang dibuat oleh Huawei, mengklaim bahwa bank tersebut dapat menghadapi konsekuensi dari Tiongkok apabila larangan tersebut terus dilanjutkan. Politisi senior Inggris dan AS mengkritik HSBC dan Standard Chartered minggu lalu, setelah kedua perusahaan tersebut mendukung adanya Hukum Keamanan Nasional untuk Hong Kong.
Advertisement