China Desak AS Berkomitmen pada Kebijakan Nuklir Ini - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok meminta Amerika Serikat (AS) mengikuti Tiongkok dalam melakukan kebijakan "tidak menjadi yang pertama kali menggunakan senjata nuklir", dan untuk memotong senjata nuklirnya secara drastis berdasarkan perpanjangan New START (Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis).
"Di antara lima kekuatan nuklir, Tiongkok adalah satu-satunya negara yang menerapkan kebijakan tidak boleh menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu, dan kebijakan ini tidak akan diubah. Kami berharap AS dapat membuat komitmen yang sama seperti Tiongkok secepat mungkin,” terang juru bicara Hua Chunying pada konferensi pers harian, Selasa (5/1/2021).
"Bisakah AS membuat komitmen ini secara terbuka?" Dia melanjutkan, dilansir dari ecns.cn, Rabu (6/1/2021).
Komentar Hua muncul setelah Departemen Luar Negeri AS merilis sebuah artikel berjudul "Kegilaan Nuklir Tiongkok", yang menuduh Tiongkok tidak transparansi dalam persenjataan nuklirnya yang sedang berkembang.
"Diketahui secara luas bahwa AS memiliki persenjataan nuklir terbesar dan tercanggih," komentar Hua Chunying. "Tetapi pemerintahan Trump telah secara serius merusak keamanan dan stabilitas strategis global dengan menghindari tanggung jawab, khususnya dalam pelucutan senjata nuklir, secara sembarangan menarik diri dari perjanjian dan organisasi, menghabiskan triliunan dolar untuk meningkatkan persenjataan nuklirnya, dan menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir."
Komunitas internasional memiliki kesimpulan yang adil tentang siapa yang mengejar “kegilaan nuklir”, kata Hua, mendesak pihak AS untuk berhenti mencemarkan nama baik Tiongkok.
Hua juga menjelaskan bahwa Tiongkok menganut kebijakan pertahanan nasional yang bersifat defensif, dan selalu menjaga kemampuan nuklirnya pada tingkat minimum yang diperlukan untuk keamanan nasional.
Hua lebih lanjut menerangkan, bahwa Tiongkok juga mempertahankan kebijakan untuk tidak menggunakan pertama kali senjata nuklir kapan pun dan dalam keadaan apa pun, serta dengan tanpa syarat berkomitmen untuk tidak menggunakan atau mengancam akan menggunakan senjata nuklir terhadap negara-negara non-senjata nuklir atau zona bebas senjata nuklir.
"Kami mendesak pihak AS untuk menanggapi secara positif seruan Rusia dan setuju untuk memperpanjang Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru sesegera mungkin, dan selanjutnya mengurangi senjata nuklirnya secara drastis atas dasar ini," tutup Hua.
Advertisement