Donald Trump - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying (华春莹), mengatakan, jika Tiongkok mengecam Amerika Serikat (AS) setelah keluar dari perjanjian nuklir Iran secara sepihak. Perjanjian nuklir Iran yang dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) adalah sebuah perjanjian mengenai program nuklir Iran yang disepakati di kota Wina pada 14 Juli 2015 lalu oleh Iran, lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB ( P5+1) ditambah Jerman dan Uni Eropa.
Seperti diketahui, pada dua tahun lalu, AS memutuskan untuk menarik diri dari perjanjian nuklir Iran dengan alasan yang tidak berdasar. Hal ini mendorong pihak-pihak Eropa juga ikut keluar dari perjanjian sekaligus memberikan tekanan internasional lebih lanjut pada Iran.
Menanggapi hal ini, Tiongkok ingin menegaskan kembali bahwa penarikan sepihak AS dari JCPOA dan tekanan maksimum terhadap Iran adalah akar penyebab krisis nuklir Iran saat ini. Satu-satunya cara yang benar untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menegakkan dan mengimplementasikan JCPOA.
Dalam konferensi persnya pada Senin (8/6/2020), Hua Chunying (华春莹) menegaskan, bahwa Tiongkok secara konsisten menegakkan JCPOA, mendukung multilateralisme, menjaga perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, serta memperjuangkan tatanan internasional berdasarkan hukum internasional. Terlebih lagi, Tiongkok mencatat laporan dari International Atomic Energy Agency (IAEA) terbaru mengenai masalah nuklir Iran. IAEA adalah sebuah organisasi internasional yang berupaya mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai, dan untuk mencegah penggunaan nuklir untuk tujuan militer apa pun, termasuk senjata nuklir.
Hua juga menyatakan, jika AS harus menghentikan pendekatannya yang salah, yakni menghalangi implementasi pihak lain dari kesepakatan nuklir serta memberikan ruang bagi upaya diplomatik. Di saat yang bersamaan, Tiongkok akan mendukung dialog dan kerja sama yang lebih besar antara Iran dan IAEA untuk menemukan solusi yang tepat serta memastikan pemantauan IAEA atas program nuklir Iran. "Kami berharap semua pihak dapat mendukung upaya diplomatik yang disebutkan di atas dan melakukan hal-hal yang mengarah pada de-eskalasi daripada eskalasi. Kami juga percaya IAEA akan menyelesaikan masalah dengan baik secara objektif dan tidak memihak," sambung Hua Chunying (华春莹), seperti dikutip dari laman republika.co.id.*
Advertisement