Iran-Amerika - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Tehran, Bolong.id - Amerika Serikat (AS) ingin memperparah hukuman terhadap Iran, dengan cara memperpanjang sanksi senjata yang dijatuhkan oleh PBB. Menghadapi masalah ini, Iran tidaklah sendirian. Presiden Iran, Hassan Rouhani, pada hari Rabu (10/6/2020) kemarin, menyatakan bahwa Iran telah mengadukan masalah ini kepada empat anggota tetap Dewan Keamanan (PBB), khususnya Rusia dan Tiongkok, untuk mencegah gerakan AS tersebut.
Sebelumnya, AS telah keluar dari perjanjian nuklir Iran, atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), pada tahun 2018 silam. Namun AS masih kerap mengancam akan kembali menjatuhkan sanksi kepada Iran, jika Dewan Keamanan PBB tidak memperpanjang embargo senjata Iran yang akan berakhir pada Oktober 2020 nanti.
Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Rusia dan Tiongkok adalah negara yang juga memiliki hak veto untuk menentang keputusan AS, untuk memperpanjang embargo. Jika kedua negara ini berhasil menghalangi AS, maka Washington harus melewati jalan yang tak mudah jika ingin menindaklanjuti sanksi yang hendak dijatuhkannya kepada Iran. Hingga kini, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi (王毅), sudah sama-sama berkirim surat ke-15 negara anggota Dewan Keamanan PBB, dan Sekjen PBB, Antonio Guterres, serta Kepala Dewan Keamanan PBB, Nicolas de Rivière, untuk melaporkan ancaman Amerika Serikat tersebut.
Dilansir dari CGTN, Wang menyatakan bahwa Tiongkok akan bekerja sama dengan semua pihak terkait untuk melindungi Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB, dan keefektifan JCPOA dalam masalah nuklir Iran. Wang juga mendesak AS agar menghentikan sanksi sepihaknya dan meminta AS bekerja sama dengan semua pihak, untuk mempertahankan sistem non-proliferasi nuklir internasional, dan menjaga perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.
Advertisement