zona ekonomi eksklusif - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Jakarta, Bolong.id - Tiongkok memiliki strategi untuk memperkuat klaimnya terhadap Laut Tiongkok Selatan. Menurut para pengamat, strategi yang dilakukan oleh Tiongkok tersebut dapat merugikan Indonesia dan Malaysia, yang tentunya akan berbuntut konflik di antara ketiga negara tersebut.
Hal ini dipicu oleh karena masalah yang terjadi antara kapal Tiongkok dengan kapal Malaysia, yang bertemu di Laut Tiongkok Selatan, yang berdekatan dengan Pulau Kalimantan. Kapal West Capella milik Malaysia sedang berlayar untuk mencari sumber daya alam, lalu berhadapan dengan 2 kapal milik Tiongkok, namun pemerintah Tiongkok mengungkapkan bahwa keberadaan 2 kapalnya di kawasan tersebut merupakan "aktivitas normal di perairan yang berada di bawah yurisdiksi Tiongkok".
Permasalahan lainnya, yaitu konflik Indonesia dengan Tiongkok, hal ini disebabkan karena kapal Tiongkok yang menerobos masuk wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia, lalu mengambil ikan di perairan Natuna. Kapal dari Tiongkok tersebut dikawal oleh kapal penjaga pantai dan kapal bersenjata milik Tiongkok. Masalah ini akhirnya diketahui oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia. Kemudian, Republik Indonesia langsung mengajukan protes terhadap Tiongkok, namun negara tirai bambu tersebut justru mengatakan bahwa negaranya memiliki hak historis dan berdaulat atas perairan di sekitar Kepulauan Nansha di Laut Tiongkok Selatan. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, juga telah mengerahkan TNI termasuk beberapa jet F-16 dan kapal Angkatan Laut untuk mengamankan perairan Natuna.
Direktur AMTI (Asia Maritime Transparency Initiative), Greg Polling, mengatakan bahwa posisi negara-negara yang memiliki wilayah di Laut Tiongkok Selatan menjadi makin krusial dan semakin tertekan, terutama setelah Tiongkok berusaha memperluas jangkauannya di perairan tersebut dengan mengerahkan kapal-kapalnya.
Dilansir dari laman cnnindonesia.com, sejak tahun 2015 Tiongkok terus mempercepat pembangunan pulau buatan di atas terumbu karang di Laut Tiongkok Selatan. Tiongkok bahkan memasang sejumlah sistem militer dan bandar udara, pelabuhan, dan sistem radar di pulau-pulau buatan tersebut. Sementara itu, Indonesia masih cukup tegas dalam melawan agresivitas Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan, padahal hubungan antara kedua negara ini semakin dekat di era pemerintahan Presiden Jokowi. Namun, sepertinya Tiongkok tidak akan menghentikan aksinya untuk mengklaim Laut Tiongkok Selatan, meski mendapatkan protes dari Indonesia.
Advertisement