asian american - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Minneapolis, Bolong.id - Protes "Black Lives Matter" yang sedang berlangsung di Amerika Serikat (AS), dipicu oleh pembunuhan George Floyd oleh oknum polisi. Peristiwa ini ternyata juga berpengaruh terhadap warga Amerika keturunan Asia maupun orang-orang Asia di AS. Hal ini dibuktikan dengan toko-toko mereka yang dijarah atau dihancurkan dalam kerusuhan besar yang disebut-sebut merupakan sikap menentang rasisme dan kekerasan polisi.
Dilansir dari Global Times, para ahli dan warga Asia-Amerika mengatakan bahwa sejak pandemi COVID-19 di Amerika, warga Asia-Amerika menghadapi diskriminasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, hal ini akibat dari kebohongan dan fitnah dari pemerintahan AS dan karena mereka berdarah atau berasal dari Tiongkok. Menurut perkiraan populasi Biro Sensus AS, warga Asia-Amerika berjumlah 18,2 juta atau sekitar 5,6% dari populasi masyarakat AS pada tahun 2017. Menurut pernyataan beberapa orang Asia di Amerika yang diwawancarai oleh Global Times, pemerintah AS telah "mencuci otak warga Amerika asli dan menyalahkan Tiongkok atas protes yang terjadi di negaranya."
Di kota Minneapolis, seorang pemilik restoran Tiongkok yang bermarga Huang, mengatakan bahwa jendela restorannya dihancurkan dengan tembakan dari seorang pengunjuk rasa, dilanjutkan dengan tembakan lainnya yang menembus tembok. Alih-alih meminta kompensasi dari pengunjuk rasa atau pihak berwenang, pemilik restoran tersebut lebih memilih ke perusahaan asuransinya untuk menutupi kerusakan yang dialami restorannya.
Sebuah kampanye untuk hak-hak orang Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik di Amerika yaitu STOP AAPI HATE, telah menerima lebih dari 1.840 laporan diskriminasi dari orang-orang Asia-Amerika sejak kampanye yang dimulai pada tanggal 19 Maret. Salah satu laporan dari STOP AAPI HATE yaitu seorang lelaki "kulit putih" berusia sekitar 50 tahun, "menyeret" seorang lelaki Asia berusia 92 tahun agar keluar dari toko, diseret dengan tangannya dan didorong sampai ke luar toko, hingga menyebabkan lelaki Asia tersebut terjatuh.
Seorang warga dengan ras Jepang-Amerika yang bekerja di New York yang bernama Kei Pritsker, mengatakan bahwa orang Asia di AS disalahkan karena telah menyebarkan virus, dan beberapa di antara mereka dijadikan sasaran, diteriaki, diejek, atau bahkan dipukuli dan dibunuh selama pandemi COVID-19.*
Advertisement