street food - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Beijing, Bolong.id - Untuk mengatasi masalah pengangguran dan penurunan ekonomi dari dampak COVID-19, Pemerintah Tiongkok mendorong para pemilik usaha kecil untuk berjualan di pinggir jalan, menjadi “pedagang kaki lima”. Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang (李克强) memberikan pujian kepada kota Chengdu (成都), yang bisa menghasilkan kembali sebanyak 100 ribu pekerjaan dalam semalam saja, hanya dengan cara mendirikan 36.000 unit kios pedagang kaki lima.
Selama bertahun-tahun, banyak kota di Tiongkok yang mencoba untuk meningkatkan sektor ekonomi informal, seperti pedagang kaki lima. Akhirnya, sekarang beberapa kota di Tiongkok telah aktif melakukan cara tersebut untuk meningkatkan taraf ekonomi di sana. Seorang Wakil Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional yang bernama Zhu Min (朱民) mengatakan, pedagang kaki lima itu dianggap sebagai solusi darurat untuk hadapi "kesengsaraan" ekonomi yang disebabkan karena COVID-19, serta untuk mendorong pemerintah daerah agar mau mendukung para pedagang kecil.
Sementara itu, di Indonesia, lebih tepatnya di kota Yogyakarta, sejumlah pedagang kaki lima di kawasan Malioboro sudah terlihat mulai beraktivitas lagi. Mereka berjualan karena tidak memiliki pemasukan untuk kelangsungan hidup, Sri Sultan Hamengku Buwono X juga telah memberikan izin kepada para pedagang untuk beroperasi kembali, dikarenakan kondisi perekonomian warganya yang semakin menurun sejak adanya pandemi COVID-19. Sultan juga mengatakan, warga diperbolehkan untuk berjualan lagi, akan tetapi tetap harus menerapkan protokol kesehatan dari pemerintah, seperti saling menjaga jarak dan menggunakan masker.
Menurut pernyataan salah satu dari pedagang kaki lima di kawasan Malioboro, pedagang hanya boleh berjualan sampai sore atau setelah malam saja. Dilansir dari detik.com, salah satu pedagang bernama Irham, mengaku jika dagangannya mulai laris sejak hari kedua berjualan di kawasan Malioboro. Hari pertama berjualan ia mengaku masih tidak laku, dan masih sepi pengunjung, tetapi di hari kedua, omzet yang didapatkan sudah mencapai Rp. 500.000
Advertisement