Lama Baca 3 Menit

Konflik di Laut Tiongkok Selatan kembali Memanas, Kali Ini Giliran AS - Tiongkok Berseteru

31 May 2020, 17:35 WIB

Konflik di Laut Tiongkok Selatan kembali Memanas, Kali Ini Giliran AS - Tiongkok Berseteru-Image-1

laut tiongkok selatan - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

Jakarta, Bolong.id - Ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin meningkat dikarenakan beberapa hal. Teranyar adalah insiden di Laut Tiongkok Selatan. Diketahui, Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (中国人民解放军) mendeportasi kapal perang milik AS yang dituding memasuki perairan teritorial Tiongkok di wilayah kepulauan Xisha (Paracel) tanpa izin pada hari Kamis (28/05) lalu. Pengusiran dilakukan karena operasi AS dianggap melanggar kedaulatan dan kepentingan keamanan Tiongkok serta hukum dan norma internasional. Bagi Tiongkok, masalah ini secara langsung mengganggu keamanan dan stabilitas di wilayah Laut Tiongkok Selatan. 

Terkait hal ini, Amerika Serikat memberi klarifikasi soal operasi kapal perang USS Mustin di kawasan yang disengketakan tersebut. Letnan Anthony Junco, juru bicara Armada ke-7 Angkatan Laut Amerika Serikat mengatakan, bahwa tujuan operasi kapal AS di Laut Tiongkok Selatan adalah untuk menegakkan hak navigasi dan kebebasan di kawasan tersebut. "AS mendemonstrasikan bahwa perairan ini berada di luar wilayah Tiongkok yang diklaim secara hukum sebagai laut teritorialnya," ujar Anthony.

Seperti diberitakan sebelumnya, Indonesia juga menolak klaim Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan. Dalam sebuah surat yang ditulis oleh misi tetap Indonesia untuk PBB kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Divisi Urusan Kelautan dan Hukum Laut lembaga itu internasional tersebut, Indonesia menegaskan bahwa peta sembilan garis putus-putus (nine-dash line) yang menyiratkan bahwa klaim hak historis tidak memiliki dasar hukum internasional. Meski ditentang banyak pihak, awal tahun ini Tiongkok telah menyetujui pembentukan 2 distrik untuk mengelola Pulau Paracel dan Spratly yang disengketakan di Laut Tiongkok Selatan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menegaskan kedaulatan Tiongkok atas wilayah tersebut.* 

sumber :www.cnbcindonesia.com