Lama Baca 3 Menit

Saling Klaim, Ketegangan di Perbatasan Tiongkok-India Kembali Memanas

03 June 2020, 09:28 WIB

Saling Klaim, Ketegangan di Perbatasan Tiongkok-India Kembali Memanas-Image-1

india - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Ketegangan antara tentara India dan Tiongkok baru-baru ini kembali terjadi di perbatasan kawasan pegunungan Himalaya, yang berpotensi menjadi konflik militer. Seperti diberitakan sebelumnya, tentara kedua negara telah dua kali bentrok di tiga lokasi berbeda sepanjang perbatasan Ladakh. Lokasi tersebut yaitu Lembah Galwan, Hot Spring, dan Danau Pangong Selatan. Media India melaporkan pada awal Mei 2020 lalu, ribuan tentara Tiongkok telah masuk ke wilayah sengketa di Lembah Galwan. Para pasukan tentara tersebut dilaporkan telah memasang tenda dan memindahkan sejumlah kendaraan dan alat berat ke sana. 

Mengutip dari bbc.com, pengamat di Delhi menilai jika aksi yang dilakukan pihak militer tersebut menjadi semacam pesan dari Tiongkok. "Situasinya serius. Orang Tiongkok telah memasuki wilayah yang mereka sendiri terima sebagai bagian dari India. Ini benar-benar mengubah status quo," kata Ajai Shukla, seorang pakar militer India berpangkat kolonel. 

Sebaliknya, pihak Tiongkok memiliki pandangan berbeda dan mengatakan bahwa India telah mengubah fakta di lapangan. "Menurut militer Tiongkok, India yang telah memaksa masuk ke Lembah Galwan. Jadi, India mengubah status quo di sepanjang LAC (Line of Actual Control) yang membuat marah Tiongkok," kata Dr. Long Xingchun (龙兴春 ) dari Institut Urusan Dunia Chengdu (成都世界事务研究所). Media yang dikelola pemerintah Tiongkok juga mengatakan dengan tegas, jika Lembah Galwan adalah wilayah Tiongkok dan situasi kontrol perbatasan lokal sangat jelas. 

Seperti diketahui, India dan Tiongkok memiliki perbatasan lebih dari 3.440 km yang diklaim secara tumpang tindih. Alhasil, kondisi ini sering menimbulkan konflik dalam patroli perbatasan. Meski begitu, kedua belah pihak mengklaim tidak ada peluru yang "meletus" selama empat dekade terakhir. Beberapa pembicaraan perdamaian dalam tiga dekade terakhir juga gagal menyelesaikan masalah konflik perbatasan tersebut.*