Lama Baca 3 Menit

Populasi Elk, Spesies Rusa di China Sekitar 8.000 Ekor

09 November 2020, 09:05 WIB

Populasi Elk, Spesies Rusa di China Sekitar 8.000 Ekor-Image-1

Elk di China - Image from ECNS

Jiangsu, Bolong.id - Populasi elk (spesies rusa) di Tiongkok kini sekitar 8.000 ekor. 25 elk dewasa dilepaskan ke alam liar 6 November 2020 di Cagar Alam Nasional Elk Dafeng di Provinsi Jiangsu, Tiongkok Timur. 

Mereka diberikan kalung GPS untuk memantau secara real-time jejak pergerakan mereka di alam liar, untuk mewujudkan pengelolaan jaringan konservasi, China News Service melaporkan Minggu (8/11/20).

Rilis terbaru membuat jumlah total elk di Tiongkok menjadi lebih dari 8.000 ekor, di antaranya 5.681 ekor berada di Dafeng, terhitung lebih dari 60 persen dunia, yang menunjukkan bahwa Tiongkok pada dasarnya telah mencapai tujuan untuk memulihkan populasi elk.

Elk berasal dari bagian tengah dan hilir Sungai Kuning dan Sungai Yangtze di Tiongkok. Ini adalah hewan dilindungi nasional kelas satu. Disebut juga “Sì bù xiàng (四不象)” dalam bahasa Tiongkok karena tanduknya menyerupai rusa, kepalanya menyerupai kuda, kukunya seperti lembu dan ekornya seperti keledai.

Cagar alam Dafeng adalah salah satu dari tiga kawasan perlindungan elk di Tiongkok dengan dua lainnya terpisah di Beijing dan Shishou, Provinsi Hubei Tiongkok Tengah. Itu juga merupakan kawasan perlindungan elk terbesar di dunia dan bank gen elk terlengkap, media melaporkan.

Pada 1986, hanya 39 elk yang hidup di cagar alam Dafeng. Tiongkok mulai melepaskan elk ke alam sejak 1993.

Dalam beberapa tahun terakhir, sistem peraturan dan undang-undang perlindungan satwa liar Tiongkok telah ditingkatkan secara bertahap, kondisi habitat telah ditingkatkan secara signifikan, dan pencapaian luar biasa telah dibuat dalam penyelamatan dan perlindungan spesies yang terancam punah. Populasi spesies unik Tiongkok yang diwakili oleh elk menunjukkan tren ekspansi yang baik.

Pada 1989, Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar Tiongkok mulai berlaku, dan sistem perlindungan satwa liar dari pusat ke lokal dan bahkan ke kotapraja didirikan. Pada saat yang sama, sistem hukum yang berpusat pada undang-undang perlindungan satwa liar mulai terbentuk. Tiongkok membutuhkan waktu 30 tahun untuk membangun cagar alam yang mencakup 15 persen wilayahnya, sebagaimana dilansir dari Global Times. (*)