Ilustrasi - Image from CGTN
Beijing, Bolong.id - Tiongkok berencana mengeluarkan undang-undang baru untuk mengatur pemasaran dan iklan dari e-commerce live-streaming yang sedang booming, Kantor Komisi Urusan Cyberspace Pusat mengatakan pada Kamis (12/11/20).
E-commerce live-streaming adalah model bisnis baru yang menggabungkan hiburan dengan konsumsi dan telah menjadi populer di kalangan konsumen dalam beberapa tahun terakhir. Iklan dan penjualan di platform live-streaming mendapatkan perhatian ekstra, terutama selama promosi belanja besar-besaran, seperti ekstravaganza belanja "Double 11" yang baru saja berakhir.
Pada pesta belanja seperti itu, para influencer live-streaming yang populer biasanya akan mencapai skor rekor baru mereka dalam hal pemirsa dan penjualan. Tetapi sejauh mana hasil yang bermanfaat itu valid saat ini mengikuti tanda tanya, karena industri menjadi kompetitif dan matang.
Menurut undang-undang yang diusulkan, operator dan pemasar live-streaming tidak boleh memalsukan traffic data seperti pengikut, pemandang, penyuka, dan transaksi, saat terlibat dalam pemasaran live-streaming dan layanan konten.
Selain itu, diperlukan platform live-streaming untuk mencegah perilaku yang melanggar hak konsumen, seperti iklan yang melanggar hukum dan penipuan harga, meminta platform membuat mekanisme untuk memperingatkan potensi perilaku berisiko.
Hanya sehari sebelum pengumuman otoritas, Tencent News menerbitkan cerita investigasi yang mengungkap sektor abu-abu dalam industri live-streaming, yang membawa traffic ke studio live-streaming dengan menyediakan pemirsa virtual.
"Ada beberapa influencer yang tidak membeli traffic," Tencent News melaporkan, mengutip sumber yang mengetahui industri tersebut.
"Jumlah penonton, interaksi komentar, dan bahkan penjualan bisa dipalsukan," kata sumber itu, sehingga studio live-streaming akan terlihat populer.
Logika di balik alasan mengapa para influencer live-streaming, termasuk profesional dan selebriti membeli traffic adalah sederhana: Untuk mengenakan biaya promosi yang lebih tinggi dari pengiklan yang ingin menjual produk di saluran mereka.
Banyak orang mengatakan membeli traffic akan menyebabkan studio live-streaming dilarang di platform e-commerce, tetapi faktanya adalah studio tersebut tidak bersifat pornografi, penuh kekerasan, atau melanggar, platform tidak akan mengambil tindakan, sumber lain dari jaringan multi-saluran kepada Tencent News.
"Mengapa? Ini juga hal yang baik untuk platform. Jika ada banyak penonton, data keseluruhan platform akan terlihat bagus, yang juga bermanfaat bagi platform," tambah sumber itu.
Namun, seperti banyak industri baru lainnya, e-commerce live-streaming diharapkan melangkah ke lingkungan yang lebih diatur dengan undang-undang yang diusulkan. (*)
Advertisement