Lama Baca 3 Menit

Para Ahli Memperkirakan Musim Dingin yang Sangat Dingin di China

01 January 2021, 07:19 WIB

Para Ahli Memperkirakan Musim Dingin yang Sangat Dingin di China-Image-1

Hujan salju di Provinsi Anhui (9 Des 20) - Image from China Daily

Beijing, Bolong.id - Coldfronts (wilayah peralihan ketika massa udara yang dingin menggantikan massa udara yang lebih hangat) akan terus memengaruhi Tiongkok, tetapi tidak sedrastis minggu lalu, kata para ahli, menambahkan cuaca yang sangat dingin kemungkinan tidak akan terjadi dalam skala besar pada Januari 2021.

Untuk minggu pertama tahun baru 2021, cuaca dingin akan menurunkan suhu 4 hingga 6 derajat Celcius di wilayah utara Sungai Yangtze, menurut perkiraan Pusat Meteorologi Nasional pada Kamis (31/12/20).

Wei Li, wakil kepala pusat tersebut, mengatakan: "Udara dingin baru akan memengaruhi negara itu dari 1 hingga 15 Januari. Namun, kecuali di Tiongkok Utara dan Timur Laut, cuaca ekstrem yang disebabkan oleh front dingin tidak akan terjadi secara nasional."

Minggu lalu putaran massa udara dingin memicu peringatan oranye nasional, tingkat tertinggi untuk udara dingin yang dikeluarkan oleh pusat. Peringatan terakhir seperti itu terjadi pada tahun 2016.

Chao Qingchen, wakil kepala Pusat Iklim Nasional, mengatakan meskipun cuaca dingin mereda, suhu di bulan Januari akan lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun normal karena La Nina, fenomena yang menggambarkan pendinginan air permukaan laut di Samudra Pasifik Timur dan Tengah.

“Dengan pengaruh fenomena ini, sebagian besar Tiongkok akan mengalami musim dingin yang lebih dingin. Sebagian Tiongkok Selatan yang rentan terhadap dingin akan lebih mungkin mengalami cuaca yang dingin dan bersalju,” ujarnya.

Namun, dia menambahkan La Nina hanyalah fluktuasi kecil dari interaksi udara laut dan tidak akan membalik proses pemanasan global.

"Suhu rata-rata Tiongkok dan global berada pada tingkat historis yang tinggi dan masih dalam tren meningkat," katanya, mengutip penelitian yang menyatakan pada tahun 2050 gelombang panas yang disebabkan oleh perubahan iklim akan menyebabkan kerugian ekonomi hingga 20 kali lipat dari situasi saat ini.

Chao mengatakan, Administrasi Meteorologi Tiongkok telah menyiapkan berbagai satelit meteorologi dan sistem prakiraan iklim untuk menganalisis perubahan dan memprediksi potensi risiko cuaca, sebagaimana dilansir dari China Daily. (*)