Seorang pria beristirahat di Taman Egongyan, yang terletak di bawah fly over kota Chongqing - Image from Bloomberg
Tiongkok, Bolong.id - Masalah banjir di Tiongkok telah menyebabkan orang-orang kesulitan dan khawatir. Selama berabad-abad, Tiongkok telah mengalami banjir yang sulit untuk diatasi. Tiongkok mencoba menahan banjir dengan tanggul, bendungan, dan kanal untuk mengatasi banjir.
Dilansir dari Bloomberg, pada tahun 2015, Tiongkok mencoba cara baru untuk mengatasi banjir. Mereka menggunakan konsep “Kota Spons” untuk mengatasi banjir. Kota Spons dibangun di pinggiran timur laut Chongqing, di sekitar pusat pameran internasional raksasa yang baru, di Distrik Yuelai. Caranya adalah dengan menyerap curah hujan yang deras dan melepaskannya perlahan ke sungai dan waduk.
Dengan menggunakan fitur-fitur seperti taman atap, taman lahan basah yang indah, trotoar permeabel, dan tangki penyimpanan bawah tanah, pada akhirnya diharapkan akan menyerap atau menggunakan kembali 70% air hujan yang jatuh di empat per lima daratan perkotaan Tiongkok.
Yuelai adalah salah satu lokasi percontohan yang disetujui oleh pemerintah pusat. Taman pusatnya diatur lebih rendah dari tanah di sekitarnya untuk menampung air hujan yang akan disaring oleh lapisan tanaman air. Hujan yang jatuh di atap rumah nantinya akan dialihkan ke taman terdekat. Sementara itu, trotoar terbuat dari bahan penyerap.
“Kita perlu mengembalikan ruang kepada air,” kata Yu Kongjian, profesor arsitektur lanskap di Universitas Peking. "Kita harus memperlakukan air sebagai sumber daya yang berharga, bukan musuh kita."
Kolam resapan air di Kota Baru Yuelai - Image from Bloomberg
Foto atas: Konstruksi baru bermunculan di sekitar Kota Baru Yuelai. Foto bawah: Area retensi air di kedua sisi jalan Yueju. - Image from Bloomberg
Advertisement