Lama Baca 10 Menit

Peran Stabilisasi Tiongkok Tidak Dapat Tergantikan di Dunia

22 October 2021, 08:00 WIB

Peran Stabilisasi Tiongkok Tidak Dapat Tergantikan di Dunia-Image-1

Peran Stabilisasi Tiongkok Tidak Dapat Tergantikan Di Dunia - Image from sinaimg.cn

Beijing, Bolong.Id – Covid-19 tentu memberikan dampak di berbagai sektor, hal ini salah satunya di rasakan oleh Amerika Serikat. Banyak produk yang dipasok dari luar negeri, dengan adanya pandemi Covid-19 dilaporkan oleh "USA Today" ditemukan adanya kekurangan pasokan barang baru. Contohnya yang begitu sangat krusial adalah saat Natal dan akhir musim. Tetapi karena produksi dan rantai pasokan internasional masih terkena dampak Covid-19, banyak orang Amerika mungkin tidak dapat membeli hadiah yang diinginkan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Dilansir dalam 中国青年报 pada (21/10/2021), situasi semacam ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, di Eropa, Inggris, Jerman, dan negara lain juga terdampak hal ini. Di Asia, Jepang mengalami kenaikan umum dalam harga makanan, produk tembakau dan jasa. Hal ini yang dapat mematahkan situasi yang telah terjadi selama bertahun-tahun. Banyak toko dalam jangka panjang kehabisan stok atau kekurangan. Banyak pabrik di Vietnam, Malaysia, Thailand, dan negara lain telah menghentikan produksi, dan produk. Seperti sepatu Nike dikirim dari Asia Tenggara ke seluruh dunia menghadapi risiko penurunan. Harga global gas alam, batu bara dan listrik serta produk pelengkapan minyak mentah lainnya telah meroket di luar perkiraan. Hal ini yang selanjutnya mendorong kenaikan harga minyak.

Beberapa pandangan dipercaya bahwa dunia sedang menghadapi sistem ekonomi yang terfragmentasi. Guncangan rantai pasokan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan saling ketidakpercayaan antar negara mendorong negara-negara ke jalur swasembada. Namun, Ni Jianjun, Wakil Direktur Institut Ekonomi Dunia dari Institut Hubungan Internasional Modern Tiongkok, menunjukkan dalam sebuah wawancara dengan seorang reporter dari China Youth Daily bahwa terminal rantai pasokan di banyak negara bermasalah di saat yang sama. Pasar global masih merupakan keseluruhan setelah semua upaya untuk menciptakan lingkungan yang tertutup dan eksklusif. Masalah apa pun akan mempengaruhi kelancaran arus logistik secara keseluruhan. Penyebab dari krisis pasokannya adalah adanya kontradiksi antara penawaran dan permintaan

Lianhe Zaobao di Singapura menunjukkan dalam sebuah editorial bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan gangguan dan faktor tersebut menjadi semakin kompleks. Tingkat saling ketergantungan antar negara semakin meningkat. Tetapi situasi pandemi yang mereka hadapi berbeda dan juga meningkatkan kesulitan dari masalah pasokan.

Di sisi penawaran, wabah Covid-19 yang berulang dan mutasi virus yang terus merajalela telah menyebabkan negara-negara menutup kegiatan ekonomi dan para pekerja tidak dapat bekerja secara normal. Pabrik tidak dapat memulai operasi karena terdampak dari “insiden black swan” seperti kemacetan Terusan Suez pada Maret tahun ini telah menyebabkan sejumlah besar kargo tertahan di pelabuhan.

Di sisi konsumen, mengenai ekonomi dibeberapa negara telah pulih dari pandemi. Musim belanja Natal semakin dekat, dan permintaan pembelian masyarakat meningkat tajam. The British melaporkan bahwa sejumlah orang di Inggris telah berbondong-bondong ke pusat perbelanjaan dan toko ritel. Konsumen telah mulai membeli hadiah satu atau dua bulan lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya. Data survei dari perusahaan analisis data terkenal internasional menunjukkan bahwa kebijakan lain yang diterapkan selama pandemi telah sangat mendorong konsumsi produk elektronik, tetapi karena adanyay ganguan berbagai pasokan, termasuk elektronik, kendaraan, dan peralatan rumah tangga, dll.

Kontradiksi antara penawaran dan permintaan telah menyebabkan kenaikan harga, dan inflasi telah meningkat di banyak negara. Menurut data yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS (13/10), indeks harga konsumen AS naik 0,4% pada bulan September, lebih tinggi dari yang diharapkan 0,3%. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, indeks naik 5,4%, mencapai level tertinggi sejak Januari 1991.

Lembaga pemeringkat kredit internasional Moody's mengatakan, "Karena pengiriman yang tertunda, produksi global akan terhambat, selain itu juga akan memberikan dampak terhadap biaya dan harga. Internasional Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2021 diturunkan sebesar 0,1 poin persentase dari tiga bulan lalu menjadi 5,9%. Perkiraan tingkat pertumbuhan sebesar 4,9% untuk tahun 2022 tetap dipertahankan. Kepala ekonom IMF, Gita Gopinat menunjukkan bahwa prospek ekonomi negara berpenghasilan rendah telah banyak meredup, karena memburuknya situasi Pandemi, situasi ekonomi negara maju juga menjadi sulit. Dilema Pasokan sulit diselesaikan dalam waktu singkat

Ni Jianjun berpendapat, bahwa “wabah dan krisis pasokan menunjukkan bahwa negara-negara maju terlalu memperhatikan efisiensi dalam produksi dan pasokan, serta mengabaikan ketahanan jangka panjang. Ia menilai, dalam jangka pendek, serangkaian masalah seperti permintaan yang tinggi, kekurangan tenaga kerja, keterlambatan transportasi, dan tarif angkutan yang melambung tinggi memang tidak mudah untuk diatasi dan diselesaikan dalam jangka pendek.

Komunitas internasional memiliki pandangan yang beragam tentang prospek untuk kekurangan pasokan. Moody's, sebuah lembaga pemeringkat kredit internasional percaya bahwa karena adanya perbedaan dalam tindakan dari berbagai negara terhadap Pandemi Covid-19. Ada kurangnya upaya yang terkoordinasi di seluruh dunia untuk memastikan kelancaran operasi logistik global dan jaringan transportasi, serta masalah gangguan rantai pasokan yang mungkin "memburuk.".

Financial Times Inggris mengutip JPMorgan Chase Jamie Dimon yang mengatakan, "Sekarang adalah waktu yang belum tepat untuk sistem pasar beradaptasi." Namun, eksekutif Bank of America dan Wells Fargo mengakui bahwa awalnya kekurangan tenaga kerja dan bahan baku akan dapat mempengaruhi pasokan dunia.

Menanggapi krisis saat ini, banyak negara telah mengambil tindakan tetapi dengan efek yang kecil. Presiden AS Biden mengumumkan pada (13/10), bahwa dua pelabuhan terbesar di Amerika Serikat, Pelabuhan Los Angeles dan Pelabuhan Long Beach, akan menerapkan sistem kerja 24/7 (24 jam sehari selama 7 hari seminggu) hal ini untuk memecahkan masalah keterlambatan pengiriman kargo pelabuhan dan memungkinkan kargo truk agar dapat lebih banyak mengirimkan barang dengan lancar. Namun, beberapa analis menunjukkan bahwa tindakan Biden ini tidak berkelanjutan dan tidak memberikan solusi khusus untuk beberapa masalah seperti, kekurangan tenaga kerja nyata dan ketimpangan infrastruktur.

Bloomberg melaporkan bahwa pemerintah Vietnam memberikan fasilitas transportasi, menaikkan upah dan tunjangan serta memiliki langkah-langkah lain untuk menarik pekerja yang kembali ke daerah masing-masing. Pada pekan awal oktober, sekitar 57% pekerja di kawasan industri di Kota Ho Chi Minh telah kembali bekerja, tetapi itu jumlah itu masih belum cukup untuk mendukung operasional pabrik.

"Tidak mudah untuk membangun kembali seluruh bidang yang cukup terpuruk. Apalagi, hanya dengan menganalisis risiko dan kendala yang sangat kompleks, kekacauan dalam pasokan secara global."

Dunia Menyoroti Peran Tiongkok Dalam Pemasok Global

Sebagai sumber pemasok dunia, perdagangan luar negeri Tiongkok telah menunjukkan ketahanan yang kuat. Menurut data yang dirilis oleh Administrasi Umum (13/10), dalam tiga kuartal pertama, total nilai impor dan ekspor perdagangan barang Tiongkok adalah 28,33 triliun yuan, meningkat 22,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dibandingkan dengan periode tahun 2019, perdagangan luar negeri impor dan ekspor menunjukkan peningkatan di kedua bidangnya. Pada bidang Impor memberikan peningkatan sebesar 23,4%, 24,5% dan 22%; Impor dan ekspor Tiongkok ke UE, Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan semuanya mempertahankan pertumbuhannya.

Media Reuters menganalisis bahwa pencegahan dan pengendalian covid-19 memberikan dukungan untuk bidang ekspor negara Tiongkok.
Sebagai pusat manufaktur dunia dan pusat pemasok kebutuhan dunia, Tiongkok baru saja menyelenggarakan Pameran Impor dan Ekspor Tiongkok ke-130 (Canton Fair). Pameran dapat menarik sekitar 26.000 perusahaan domestik dan asing untuk berpartisipasi dalam pameran.
Beberapa analis percaya bahwa Tiongkok secara aktif berintegrasi ke dalam sistem pemasok kebutuhan masyarakat di dunia dan secara bertahap dapat berkembang dari peserta dalam rantai pasokan global menjadi promotor rantai pasokan global.

Integritas, ketahanan, dan industri Tiongkok telah bertahan dalam masa pandemi covid-19, dan perannya dalam menstabilkan kebutuhan global semakin tak tergantikan. Pada langkah selanjutnya, untuk meningkatkan keamanan pasokannya sendiri dan mengurangi dampak pasokan yang ketat dalam jangka pendek. Hal ini juga perlu untuk mempercepat pembangunan skala besar. Sebagai badan utama domestik dan internasional, serta untuk meningkatkan format perdagangan internasional. Lingkungan yang mendorong perusahaan dalam menyebarkan lebih banyak penjualan dan jaringan layanan di luar negeri. Serta mendukung bentuk bisnis baru e-commmerce, memiliki pergudangan atau pemasokan di luar negeri, dan digitalisasi perdagangan” menurut Ni Jianjun dalam China Youth Daily. (*)



Informasi Seputar Tiongkok