Lama Baca 3 Menit

Pawai Tatung Singkawang, Percampuran Budaya Dayak dan Tiongkok

02 July 2021, 14:42 WIB

Pawai Tatung Singkawang, Percampuran Budaya Dayak dan Tiongkok-Image-1

Ilustrasi Pawai Tatung - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami 

Bolong.id - Pada saat perayaan Cap Go Meh tiap tahun, di SIngkawang biasanya ada pementasan atraksi Pawai Tatung. Pawai Tatung ini adalah atraksi yang cukup menegangkan, hasil percampuran dari budaya Tionghoa dan Dayak. Tatung adalah sebuah tradisi menusukkan benda tajam ke tubuh, mirip dengan atraksi debus di Banten. Ini adalah ritual pencucian jalan, untuk membersihkan berbagai kesialan dan roh jahat yang ada di seluruh kota. 

Kata Tatung diambil dari bahasa Hakka, yang berarti orang yang dimasuki roh leluhur atau dewa. Untuk memanggil dewa atau roh ini masuk ke tubuh seseorang, diperlukan mantra-mantra tertentu. 

Pawai Tatung Singkawang, Percampuran Budaya Dayak dan Tiongkok-Image-2

Pawai Tatung di Singkawang - Image from Tribun Pontianak 

Tidak sembarangan orang bisa menjadi tatung, biasanya mereka yang memiliki garis keturunan dari ayah atau kakeknya yang pernah menjadi tatung. Seorang tatung tidak hanya dituntut untuk memiliki keturunan tatung, tapi juga harus menjalani ritual tertentu sebelum pelaksanaannya. Untuk mensucikan badan, biasanya mereka harus berpuasa, tidak makan daging dan berhubungan badan selama minimal satu minggu. Tidak hanya itu, mereka juga harus melakukan ritual melempar kayu. Jika muncul dua sisi yang sama secara berturut-turut, maka mereka boleh melanjutkan sebagai tatung.

Pawai Tatung Singkawang, Percampuran Budaya Dayak dan Tiongkok-Image-3

Pawai Tatung Perayaan Cap Go Meh di Singkawang - Image from Tribun Pontianak 

Pawai Tatung biasanya dilaksanakan dua hari setelah pawai lampion dan barongsai. Pawai ini dimulai dari altar vihara. Para suhu atau pendeta akan memberikan persembahan kepada Dewa To Pe Kong, lalu memanggil roh agar masuk ke tubuh para Tatung. Setelah Tatung dimasuki roh, mereka akan menjadi kebal kemudian diarak keliling kota, dengan pakaian yang mewakili kelompok masyarakat Tionghoa-Dayak. 

Para Tatung akan melakukan atraksi untuk mempertunjukkan kekebalan dan kesaktian mereka seperti, menghisap darah ayam, minum arak, menginjakkan kaki di atas pedang atau pisau, ada pula yang menancapkan kawat baja runcing menembus pipi mereka. 


Informasi Seputar Tiongkok