aplikasi Zoom - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Pada hari Jumat (03/04), Zoom, sebuah perusahaan perangkat lunak konferensi video, disorot dengan isu keamanan data dan privasi penggunanya. Menurut Lembaga Penelitian Universitas Toronto di Kanada, terdapat celah dalam fungsi enkripsi perangkat lunak Zoom. Perangkat lunak ini terkadang menerbitkan kunci dari server di Tiongkok untuk mengenskripsi pertemuan pengguna. Bahkan jika para peserta konferensi berada di Amerika Utara, masalah ini akan terjadi.
Para peneliti di Universitas Toronto mengatakan mereka telah mengamati bahwa selama beberapa panggilan uji coba menggunakan zoom, kunci enkripsi terkait dikirim melalui server di Beijing. Para peneliti khawatir jika pihak berwenang di Tiongkok mengekstrak program enkripsi ini untuk memantau masyarakatnya. Setelah mereka berhasil mengumpulkan traffic rapat terenkripsi dari server Beijing, pihak berwenang dapat langsung mengakses semua informasi.
Berbagai macam masalah keamanan Zoom dipertanyakan. Awal pekan ini, perangkat lunak Zoom dituduh telah memberi para peretas (hackers) akses potensial ke mikrofon dan kamera pengguna, yang mengarah pada serangan dunia maya pada banyak pertemuan pengguna. Oleh karena itu, Jaksa Agung New York, Leticia James telah mengirim surat kepada Zoom untuk bertanya mengenai keamanan dan perlindungan privasi perusahaannya.
Dalam menjawab pertanyaan sebelumnya, Zoom pada hari Rabu (1 April 2020) meminta maaf dan berjanji untuk memodifikasi konten yang relevan, dan perusahaan itu belum menanggapi pertanyaan terbaru.
Advertisement