Anak-anak di China - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.
Beijing, Bolong.id – Politbiro Komite Sentral Tiongkok, membahas kemungkinan, membolehkan satu keluarga punya tiga anak. Pembahasan itu Senin (31/5/2021)
Dilansir dari New.qq.com ( 评论 ) pada Rabu (02/06/21), Pertemuan tersebut membahas langkah-langkah pendukungnya.
Partai mengusulkan kebijakan tiga anak, berdasarkan data demografi terbaru, terutama terkait angka kelahiran pada tahun 2020.
Dalam masyarakat dengan tingkat kesuburan rendah saat ini, niat suami-isteri memiliki tiga anak, atau lebih sudah sangat rendah.
Tapi, kebijakan tiga anak merupakan tonggak sejarah di Tiongkok.
Kebijakan tiga anak yang komprehensif berarti bahwa kebijakan kelahiran menjadi lebih terpadu dan konsisten di seluruh negeri. Karena pembangunan ekonomi daerah yang tidak seimbang di Tiongkok, daerah yang berbeda dan suku yang berbeda juga memiliki perbedaan waktu pelaksanaan kebijakan KB dan tingkat pelonggaran kebijakan.
Misalnya, beberapa petani dan penggembala etnis minoritas dapat memiliki tiga anak, Warga negara Mongolia tanpa registrasi rumah tangga perkotaan dapat memiliki anak ketiga dengan persetujuan, petani etnis minoritas di beberapa kabupaten pegunungan di Ningxia dapat memiliki tiga anak,
Untuk petani minoritas Tibet dan penggembala di daerah pertanian dan penggembalaan selama ini tidak membatasi jumlah kelahiran.
Penerapan kebijakan bahwa satu pasangan dapat memiliki tiga anak berarti bahwa terlepas dari perantau Tibet, kebijakan kelahiran dari berbagai daerah dan kelompok etnis yang berbeda di Tiongkok telah disatukan.
Kebijakan tiga anak yang komprehensif akan membantu membentuk kembali budaya melahirkan banyak anak.
Dari perspektif budaya reproduksi, keluarga dengan tiga anak memang bisa disebut keluarga dengan banyak anak.
Kebijakan tiga anak yang komprehensif secara fundamental telah membalikkan budaya kelahiran dari budaya kelahiran yang “terlambat, langka, dan sedikit” dan budaya melahirkan anak tunggal di era KB, bahkan secara fundamental berbeda dengan budaya melahirkan dua anak. (*)
Advertisement