Drone berhasil tangkap adegan transaksi narkoba - Image from BBC
Tiongkok, Bolong.id - Polisi di Tiongkok telah menggunakan drone untuk menangkap rekaman dari dugaan transaksi narkoba yang sedang terjadi. Sebuah video yang direkam melalui drone menunjukkan para tersangka dibuntuti dari jarak jauh sebelum petugas masuk untuk melakukan penangkapan.
Reaksi di media sosial setempat pun terbagi. Beberapa menyatakan secara tidak langsung bahwa tidak ada "tempat untuk bersembunyi". Yang lain mengatakan bahwa drone harus dilengkapi dengan senjata untuk membantu menangani kasus kriminalitas lainnya. Para pendukung hak privasi telah menyuarakan keprihatinan tentang kecepatan di mana Inggris dan negara Barat lainnya telah merangkul bentuk lain dari teknologi pengawasan.
Operasi drone itu membawa polisi ke pabrik batu bata yang ditinggalkan di kota selatan Guilin, lapor media wilayah setempat. Video tersebut menunjukkan para tersangka sedang melakukan pertukaran barang yang diduga polisi sebagai obat-obatan terlarang. Rekaman itu disiarkan langsung ke polisi terdekat, yang kemudian langsung melakukan tindakan. Demikian dilansir dari BBC, Rabu (14/10/2020).
Silkie Carlo, Direktur Big Brother Watch, menyebut langkah tersebut sebagai "lompatan ke depan untuk teknologi pengawasan yang mengganggu".
"Sangat mengkhawatirkan bahwa Inggris dan Tiongkok hampir bersaing ketat untuk memantau warga dengan teknologi baru," katanya dalam sebuah wawancara.
"Kami bahkan telah melihat pengawasan drone diterapkan di tempat-tempat indah di Inggris selama pandemi untuk memata-matai para pejalan kaki.
"Jelas bahwa Parlemen perlu membuat undang-undang untuk mengontrol penggunaan pengawasan drone oleh polisi."
Platform media sosial Tiongkok, Weibo, dibanjiri ribuan komentar setelah video tersebut dirilis. Banyak pengguna menunjukkan sedikit simpati kepada para tersangka, dengan beberapa bahkan menyarankan bahwa drone harus digunakan untuk "mengeksekusi" pengedar narkoba yang tertangkap basah. Namun, yang lain menyuarakan keprihatinan tentang pemerintah Tiongkok yang selalu "mengawasi segala penjuru”.
Pada September 2019, seorang buronan yang telah melarikan diri selama 17 tahun dilaporkan telah ditemukan oleh drone. Dia telah tinggal di sebuah gua di barat daya provinsi Yunnan.
Pandemi Covid-19 juga telah memicu peningkatan penggunaan drone. Mereka telah digunakan sebagai metode untuk mempermalukan publik di seluruh Tiongkok, dengan peringatan publik yang keras diputar ketika anggota masyarakat terlihat tidak mengenakan masker. Metode serupa juga telah digunakan di negara-negara Eropa termasuk Spanyol, di mana drone digunakan untuk memberlakukan pembatasan pergerakan. (*)
BACA JUGA
Advertisement