Vaksin - Image from Global Times
Sao Paulo, Bolong.id - Pemerintah Brasil membeli 46 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech. Kontrak transaksi ditanda-tangani Rabu, (30/10/20). Harga dirahasiakan, tetapi lebih tinggi dari $1.96 (Rp30 ribu), seperti pernah dikatakan Gubernur Sao Paulo, João Doria. Demikian dilansir dari Global Times, Jumat (2/10/20).
João Doria mengumumkan pada pertemuan pers Rabu bahwa negara bagian Sao Paulo dan Sinovac menandatangani kontrak senilai $90 juta atau setara dengan Rp1,3 triliun untuk menerima 46 juta dosis vaksin potensial dari Sinovac.
Pengumuman tersebut memicu spekulasi luas tentang harga vaksin COVID-19 yang non-aktif yang ditawarkan oleh Tiongkok ke Brasil seharga $1.96 per dosisnya. Namun, sumber Sinovac membantahnya, meski sumber tersebut tidak mengonfirmasi harga akurat dosis vaksin mengingat kerahasiaan kontrak.
“Harga vaksinnya tidak akan serendah itu, karena biaya pengiriman untuk setiap dosis sekitar dua dolar. Pernyataan gubernur Sao Paulo pada hari Rabu telah disalahpahami,” kata sumber itu.
Kontrak yang diumumkan Doria juga mempertimbangkan transfer teknologi vaksin yang tidak aktif, yang disebut Coronavac, dari Tiongkok ke institut-istitut di Brazil, dan akan diproduksi seluruhnya di Institut Butantan tahun depan.
Momen itu dianggap "bersejarah" oleh gubernur. "Sao Paulo akan menjadi salah satu tempat pertama di dunia yang melakukan vaksinasi kepada publik," kata Doria, seperti yang diberitakan media lokal.
Sao Paulo adalah negara bagian terkaya dan terpadat di negara itu dengan sekitar 46 juta penduduk. Menurut Kementerian Kesehatan, wilayah Brazil menjadi yang paling terkena dampak pandemi dengan lebih dari 979.000 kasus infeksi dan 35.000 kematian.
46 juta dosis akan tersedia di Brasil pada Desember 2020, 6 juta di antaranya akan siap pada Oktober, dan 40 juta sisanya akan diproduksi di Butantan. Sinovac juga berjanji untuk memberikan 14 juta dosis lagi, yang akan tiba pada Februari tahun depan, menurut pernyataan yang dirilis oleh Institut Butantan.
Uji klinis Fase III sedang dilakukan di pusat-pusat penelitian di seluruh Brasil dengan merekrut 13.000 sukarelawan, yang semuanya adalah ahli kesehatan yang bekerja untuk memerangi COVID-19. Pada akhir tahap pengujian terakhir ini, penelitian akan diserahkan untuk dianalisis oleh Badan Pengawasan Kesehatan Nasional (Anvisa). Hanya setelah disetujui oleh badan tersebut, vaksin tersebut dapat tersedia untuk populasi, kata pernyataan itu.
Coronavac, pengimun virus corona yang dikembangkan Sinovac bersama Institut Butantan, merupakan salah satu yang paling menjanjikan di dunia, karena menggunakan teknologi yang sudah dikenal dan diterapkan secara luas pada vaksin lain. Laboratorium yang berbasis di Beijing telah menguji produk tersebut pada ribuan sukarelawan di China, dalam fase I dan II, dengan standar keamanan yang sangat baik hingga saat ini. Model eksperimental yang diterapkan pada monyet menunjukkan hasil yang mengesankan dalam hal respon imun terhadap protein virus.
Di Tiongkok dan Brasil, uji klinis melibatkan sukarelawan berusia di atas 60 tahun, yaitu kelompok yang paling rentan terhadap COVID-19. Uji coba tahap akhir akan berakhir pada 15 Oktober, menurut situs web pemerintah Sao Paulo.
Jika Coronavac berhasil, Butantan akan meminta persetujuan darurat kebal virus dari Anvisa. Tujuan Pemerintah Sao Paulo adalah untuk memulai kampanye vaksinasi melawan virus corona pada paruh kedua bulan Desember, dengan prioritas bagi para ahli dari semua unit kesehatan publik dan swasta di Sao Paulo. (*)
Advertisement