Ilustrasi pengambilan sampel tes covid-19 - Image from Xinhua/Getty Images
Bolong.id - Para peneliti dari Universitas Fudan Tiongkok menemukan penelitian baru metode tes COVID-19. Dikabarkan tesnya hanya memerlukan waktu kurang dari empat menit untuk tahu hasilnya.
Dilansir dari China Daily pada Sabtu (26/2/2022), tim peneliti mengatakan metode baru ini sangat sensitif dan cuman menggunakan peralatan portabel kecil.
Dalam tes COVID-19 reaksi berantai polimerase yang banyak digunakan di Tiongkok untuk mendeteksi virus penyebab COVID-19, sinyal fluoresen menunjukkan apakah sampel positif atau tidak.
Untuk mendapatkan sinyal fluoresen dengan intensitas yang cukup, asam nukleat dalam sampel perlu diekstraksi dan diperkuat, dan seluruh proses pengujian memakan waktu dua jam atau lebih.
Namun, dalam metode baru, chip penginderaan transistor dengan sistem elektromekanis molekuler mampu menyelesaikan deteksi elektromekanis yang cepat dan ultrasensitif terhadap asam ribonukleat virus dalam sampel yang tidak diamplifikasi, sehingga dapat menghemat waktu.
Wei Dacheng, seorang peneliti terkemuka di tim yang merancang metode tersebut, mengatakan mereka mengubah sinyal kimia asam nukleat virus menjadi sinyal listrik.
"Saluran penghantar transistor adalah semikonduktor," katanya. "Ketika reaksi terjadi pada saluran itu, di satu sisi, transistor mengubah sinyal kimia menjadi sinyal listrik, dan di sisi lain, ia dapat memperkuat sinyal tersebut."
"Jadi ketika ada sejumlah kecil asam nukleat yang berinteraksi dengan semikonduktor, sejumlah besar pembawa muatan akan dihasilkan dalam transistor karena efek doping. Selama kita dapat mendeteksi perubahan arus, kita dapat menentukan adanya virus COVID-19 dalam sampel," sambungnya.
Makalah tentang penelitian tersebut, dibuat bersama oleh departemen ilmu makromolekul Fudan, Laboratorium Utama Teknik Molekuler Polimer, dan para ahli dari lembaga lain. Itu diterbitkan dalam jurnal Nature Biomedical Engineering pada 7 Februari 2022.
Tim mengatakan kalau transistor sebelumnya telah digunakan untuk mendeteksi ion, molekul biologis dan radikal bebas, tetapi secara signifikan meningkatkan kinerja sensor transistor untuk memenuhi persyaratan deteksi virus corona jenis baru dengan sensitivitas tinggi.
"Tim kami sebelumnya menggunakan transistor untuk mendeteksi radikal bebas, tetapi konsentrasi asam nukleat SARS-CoV-2 lebih rendah dari itu sekitar 10 kali lipat," kata Wei.
Dia mengatakan bahwa penelitian ini masih dalam tahap laboratorium dan memerlukan validasi klinis lebih lanjut untuk memastikan kinerjanya yang stabil di lingkungan dunia nyata yang berbeda sebelum dapat dimasukkan ke dalam aplikasi klinis. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement