Kelenteng Tay Kak Sie - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.
Bolong.id – Ornamen sepasang naga umum ditemukan di kelenteng, termasuk di kelenteng Tay Kak Sie Semarang. Namun, di kelenteng Tay Kak Sie, bukan bola mutiara yang berada di antara 2 naga, melainkan Hu-lu. Hu-lu adalah buah labu yang dikeringkan. Labu ini biasanya untuk tempat air atau arak.
Dilansir dari Tionghoa.info.com, Hu-lu tidak dapat dipisahkan dari sosok dewa dalam mitologi Tionghoa yang biasanya membawa air suci, obat mujarab, atau benda pusakanya dalam Hu-lu. Tak heran, hu-lu dipercayai memiliki kekuatan gaib untuk menjaga keseimbangan Fengshui, menangkal berbagai pengaruh jahat, dan menjadi simbol pengobatan.
Selain Hu-lu, atap kelenteng Tay Kak Sie juga dihiasi ornamen Burung Hong. Ornamen ini termasuk cukup jarang dijumpai. Burung mitologi ini konon merupakan raja dari segala burung. Bentuknya merupakan paduan dari berbagai burung. Dengan diletakkan di bubungan atap, burung ini melambangkan pokok kebajikan yaitu ketulusan hati, keadilan, kesetiaan, dan berperi- kemanusiaan.
Hal ini dicerminkan dari 5 warna bulunya, yaitu hijau, kuning, merah, putih dan hitam. Dikisahkan bahwa kemunculan Burung Hong ini sangat langka. Hanya pada saat-saat negara makmur aman sentosa, atau kaisar yang memerintah dengan sangat bijaksana, barulah burung ini muncul.
Selain itu terdapat juga patung Dewa Angin, Dewa Petir, dan Dewa Hujan, yang menghiasi atap kelenteng. Patung-patung yang terbuat dari keramik ini bermakna untuk menjaga berkah dan menangkal pengaruh jahat. Namun, karena rusak dimakan usia, berbagai patung ornamen ini sudah tidak dapat dikenali dengan baik. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement