Zhou Enlai - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Shanghai, Bolong.id - 29 Januari 1963, Zhou Enlai dalam pidatonya di Konferensi Kerja Sains dan Teknologi Shanghai: Kita harus mewujudkan modernisasi pertanian, modernisasi industri, modernisasi pertahanan, dan modernisasi ilmiah dan teknologi.
Itulah yang disebut "empat modernisasi". Kunci untuk membangun Tiongkok menjadi negara sosialis yang kuat, mewujudkan modernisasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Zhou Enlai (5 Maret 1898 – 8 Januari 1976) negarawan penting di Tiongkok. Ia Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok Pertama, sejak berdirinya negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada tahun 1949 sampai dengan sepeninggalnya.
Zhou bertugas di bawah Ketua Mao Zedong dan berperan penting dalam perjalanan Partai Komunis Tiongkok (PKT) menjadi partai penguasa. Kemudian mengonsolidasikan kendalinya, membentuk kebijakan luar negeri, serta mengembangkan ekonomi Tiongkok.
Zhou pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok Pertama (1949 hingga 1958). Mendukung perdamaian dan hidup berdampingan dengan Blok Barat setelah Perang Korea. Ia berpartisipasi dalam Konferensi Jenewa 1954 dan Konferensi Asia-Afrika 1955. Serta membantu mengatur kunjungan Presiden Amerika Richard Nixon ke Tiongkok 1972.
Ia juga membantu menyusun kebijakan untuk mengatasi perselisihan yang getir dengan Amerika Serikat, Taiwan, perpecahan Tiongkok-Soviet, India dan Vietnam.
Zhou selamat dari pembersihan para pejabat tinggi PKT selama masa Revolusi Kebudayaan.
Sementara Mao mendedikasikan sebagian besar tahun-tahun terakhirnya untuk perjuangan politik dan menjalankan ideologinya, Zhou adalah kekuatan pendorong utama dalam urusan negara selama masa Revolusi Kebudayaan.
Usaha Zhou untuk mengurangi tindakan perusakan yang dilakukan oleh Pengawal Merah dan upayanya untuk melindungi orang-orang dari amukan para Pengawal Merah tersebut membuatnya sangat populer di tahap akhir masa Revolusi Kebudayaan.
Ketika kesehatan Mao mulai menurun pada 1971-1972 dan setelah kematian jenderal Lin Biao yang dinyatakan sebagai seorang pengkhianat, Zhou terpilih menjadi Wakil Ketua Partai Komunis Tiongkok oleh Komite Tetap Politbiro Partai Komunis Tiongkok ke-10 pada tahun 1973
Dengan begitu Zhou ditunjuk sebagai penerus Mao, tetapi ia masih tetap harus berjuang melawan Kelompok Empat secara internal perihal kepemimpinan Tiongkok.
Penampilan terakhirnya di depan umum di pertemuan pertama Kongres Rakyat Nasional ke-4 tanggal 13 Januari 1975, di mana ia mempresentasikan laporan kerja pemerintah.
Setelah itu ia menjauh dari publik karena perlu mendapat perawatan medis sehubungan dengan penyakit kankernya dan meninggal satu tahun kemudian.
Kesedihan publik yang begitu besar di Beijing berubah menjadi kemarahan terhadap Kelompok Empat, yang memicu terjadinya Insiden Tiananmen 1976.
Meskipun Zhou kemudian digantikan oleh Hua Guofeng, namun sekutu Zhou: Deng Xiaoping dapat mengalahkan Kelompok Empat secara politis dan menggantikan Hua sebagai Pemimpin Tertinggi Tiongkok pada tahun 1978.
Megawati Putri/Penerjemah
BACA JUGA
Advertisement