Lama Baca 3 Menit

Pemerintah Bantah Tuduhan Internasional Soal Kerja Paksa di Xinjiang

24 December 2020, 06:00 WIB

Pemerintah Bantah Tuduhan Internasional Soal Kerja Paksa di Xinjiang-Image-1

Pazaliya Tursun - Image from CGTN

Xinjiang, Bolong.id – Pemerintah dan penduduk Xinjiang membatah tuduhan internasional tentang kerja paksa yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok di wilayah Uyghur.

Pers dilakukan di Bejing pada Senin (21/22) untuk mencari tahu kebenaran soal laporan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.

Juru bicara pemerintah Xinjiang mengatakan tuduhan kerja paksa dan penindasan itu tidak benar.

Juru Bicara Pemerintah Xinjiang, Elijan Anayit mengatakan "Tuduhan penindasan ini tidak benar. Kami sama seperti orang lain yang tinggal di Tiongkok dan menikmati hak dan perlindungan yang sama di bawah hukum. 70 persen dari pengeluaran publik kami digunakan untuk meningkatkan mata pencaharian rakyat kami, dari pekerjaan hingga pendidikan. Kami menjalani hidup bahagia. "

Juru bicara mengatakan setidaknya satu dari setiap rumah tangga di Xinjiang memiliki pekerjaan pada tahun 2020. Dilansir dari CGTN pada Selasa (22/12/2020).

Dan bagi mereka yang bermigrasi untuk bekerja di luar wilayah tersebut, rata-rata pendapatan tahunan mereka mencapai 40.000 yuan (sekitar 86,8 juta rupiah).

Pekerja muda yang pergi jauh dari rumah ke tempat kerja membuktikan pengalaman mereka menghasilkan lebih banyak uang dan menjalani kehidupan yang lebih baik berkat kebijakan ketenagakerjaan yang baru.
Pazaliya Turson"Saya dulu takut bekerja di luar rumah, tetapi ketakutan itu saya tidak rasakan lagi. Sekarang saya menghasilkan lebih dari 5000 yuan (sekitar 10,8 juta) setiap bulan."

Seorang pemimpin agama Xinjiang juga membantah tuduhan bahwa kamera keamanan di masjid digunakan untuk memantau jamaah yang mengatakan bahwa mereka sebenarnya digunakan untuk menangkis teroris.

Obulhasan Tursunniyaz, mengatakan "Kamera digunakan untuk melindungi umat beragama, dan menangkis aksi teroris. Kami mendukung penuh instalasi mereka. Ada yang bilang kamera digunakan untuk alasan lain, itu salah. Tuduhan ini bertujuan untuk menciptakan ketegangan antara Muslim dan non-Muslim. Itu fitnah.” (*)