Lama Baca 3 Menit

Asal Usul Kue Bulan, Perayaan dan Filosofinya

05 December 2020, 12:20 WIB

Asal Usul Kue Bulan, Perayaan dan Filosofinya-Image-1

Kue bulan - Image from wixstatic.com

Jakarta, Bolong.id -Setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek, masyarakat Tionghoa di seluruh dunia merayakan Festival Kue Bulan (Moon Cake Festival). Festival ini paling populer di berbagai penjuru dunia, dan kepopulerannya semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Kue bulan terbuat dari bahan pasta teratai atau kacang manis, dilapisi kulit pastry tebal lembut, warna cokelat. Ada juga yang isinya kuning telur asin utuh di tengah, simbol bulan purnama.
,
Dilansir dari Liputan6, selain menggambarkan bulan, bentuk bulat dari kue ini juga melambangkan kebersamaan dan kekeluargaan.

Jika mengulik sejarah kue bulan dan perayaannya, pasti banyak versi cerita berbeda. Ada legenda yang mengatakan bahwa festival ini berawal dari kisah cinta seorang pemanah asal Tingkok bernama Hou Yi dan istrinya Chang’e, bahkan beragam versi juga muncul terkait kisah pasangan ini.

Salah satu versi dikutip dari SCMP, menceritakan bahwa bumi dulu pernah memiliki 10 matahari yang membuat manusia menderita karena kekeringan yang dahsyat. Hou Yi kemudian memanah 9 matahari dan dinobatkan sebagai raja, tetapi itu membuatnya serakah dan mencari ramuan untuk hidup abadi.

Demi mengakhiri niat jahat suaminya, Chang’e meminum ramuan keabadian itu dan terbang ke bulan saat melarikan diri dari serangan suaminya. Ia pun akhirnya menjadi seorang Dewi Bulan. Untuk menghargai pengor­banan Chang'e dan menyerukan perdamaian di muka bumi serta sebagai ungkapan rasa syukur, rakyat Tiongkok mewujudkannya melalui kue yang manis dan buah-buahan.

Asal Usul Kue Bulan, Perayaan dan Filosofinya-Image-2

Festival Kue Bulan di Pekanbaru - Image from kanalriau

Sementara itu, mengutip The Star, perayaan festival pertengahan musim semi itu diawali dengan Dinasti Zhou Festival, yang juga disebuta Hari Raya Zhong Qiu (Hok Kian:Tiong Ciu) dirayakan pada pertengahan musim gugur. Saat-saat dimana para petani tengah merasakan sukacita karena baru saja merayakan hasil panen yang berlimpah. Petani merasa lega dan akhirnya bisa bersantai sembari menikmati bulan purnama.

Di era modern sekarang ini, kue bulan sudah bisa dinikmati oleh semua orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Warga Indonesia keturunan Tionghoa juga selalu merayakannya dan membagikan kue bulan ke keluarga dan kerabat dekat untuk merayakannya. (*)