Warga di Ruili, Provinsi Yunnan, Tiongkok barat daya, pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhan sehari-hari, 8 November 2021- Image from CGTN
Ruili, Bolong.id - Kota perbatasan Tiongkok Ruili di provinsi barat daya Yunnan telah melihat kegiatan produksi dan bisnis dilanjutkan dengan tertib setelah tujuh hari tindakan pengendalian COVID-19 yang ketat, yang dimulai pada 9 November.
Dilansir dari CGTN, Ruili telah melakukan tes asam nukleat di daerah perkotaan utama dan di sebagian besar desa perbatasan tanpa terdeteksi adanya infeksi baru. Setelah pengujian massal, restoran dan supermarket lokal secara bertahap kembali beroperasi.
Sejak kebangkitan COVID-19 pada bulan Maret, langkah-langkah kontrol ketat telah diterapkan di kota, dengan banyak bisnis tutup, memberikan pukulan bagi mata pencaharian masyarakat setempat.
Kasus COVID-19 telah berkobar lima kali di Ruili sejak 2020 dan membuat kota itu dikunci empat kali untuk mengekang penyebaran penyakit.
Kota ini berfungsi sebagai pintu gerbang utama ke Myanmar dan sebagian besar ekonomi lokal bergantung pada perdagangan lintas batas, yang menambah tantangan ekstra untuk pengendalian pandemi. Kasus penyeberangan perbatasan ilegal menambah masalah.
Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Yunnan telah menawarkan dana sekitar 2,5 miliar yuan (sekitar $400 juta) dan bahan anti-pandemi senilai sekitar 37 juta yuan kepada Dehong Dai dan Prefektur Otonomi Jingpo, tempat Ruili berada.
Kota ini juga telah memperkenalkan langkah-langkah untuk mensubsidi penduduk lokal dan bisnis dan membantu mereka melalui kesulitan ekonomi. Penduduk dapat menerima masing-masing 600 yuan per bulan sebagai subsidi dan lebih dari 3.000 pemilik bisnis telah menerima potongan sewa sebesar 20 juta yuan, surat kabar Global Times melaporkan.
Ruili berada di bawah kendali ketat COVID-19 karena tekanan dari kasus impor. Wabah telah dikaitkan dengan strain Delta. Lebih dari 20 persen orang yang kembali dari luar negeri ke kota dinyatakan positif COVID-19 pada Oktober, menurut Global Times.
Pada bulan Oktober, sebuah artikel yang ditulis oleh Dai Rongli, mantan Wakil Walikota Ruili, untuk meminta perhatian dan dukungan nasional untuk kota perbatasan, menjadi viral di media sosial. Artikel tersebut mencerminkan keprihatinan publik, yang dengan cepat ditanggapi oleh otoritas setempat.
Putaran terakhir wabah COVID-19 di Tiongkok telah memasuki tahap akhir karena delapan provinsi yang terkena dampak tidak mencatat kasus lokal baru selama lebih dari 14 hari berturut-turut, kata juru bicara Komisi Kesehatan Nasional dalam konferensi pers, Sabtu. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement