CAEXPO ke-18 - Image from satudenws
Bolong.id - Sebagai pasar tradisional bagi Indonesia, pasar RRT dan ASEAN terus menjadi perhatian utama. Kementerian Perdagangan mendorong penguatan penetrasi pasar RRT dan ASEAN untuk meningkatkan ekspor, terutama untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19.
Dilansir dari laman resmi Kemendag RI pada Jumat (10/9/2021), sebagai salah satu upaya memperkuat penetrasi ke pasar RRT dan ASEAN, Indonesia mengikuti pameran China-ASEAN Expo (CAEXPO) ke-18 yang berlangsung 10-13 September 2021. Ajang tahunan yang berfokus pada kerja sama RRT-ASEAN ini berlangsung di Nanning, Tiongkok yang dilaksanakan secara hibrida dengan protokol kesehatan yang ketat.
“CAEXPO merupakan platform penting untuk mempromosikan perdagangan dan investasi Indonesia. Partisipasi Indonesia merupakan komitmen untuk terus mendorong peningkatan kerja sama antara RRT dan ASEAN. Hal ini dapat menjadi momentum bangkitnya UMKM Indonesia dalam menangkap peluang pasar RRT dan ASEAN di tengah pandemi Covid-19,” jelas Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi.
Tahun ini, Indonesia menghadirkan dua paviliun, yaitu Paviliun Komoditas dan Paviliun Nasional (City of Charm). Paviliun Komoditas seluas 279 m2 menampilkan produk unggulan Indonesia dari 20 perusahaan makanan dan minuman, sarang burung walet, furnitur, dekorasi rumah, dan perhiasan. Sementara itu, Paviliun Nasional seluas 99 m2 akan digunakan untuk penjajakan bisnis (bussiness meeting), pertunjukan budaya (cultural performance), dan aktivasi merek (brand activation) lainnya.
CAEXPO merupakan salah satu pameran rutin yang diikuti Indonesia guna memperkuat akses pasar dan menjalin kerja sama perdagangan dengan Tiongkok. Pameran ini adalah kesepakatan pada KTT Tiongkok-ASEAN ke-7 yang dicapai pada Oktober 2003 silam di Bali dalam kerangka kerja perdagangan ekonomi China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA). CAEXPO diikuti 10 negara ASEAN dan tahun ini merupakan partisipasi ke-18 kalinya bagi Indonesia.
“Partisipasi Indonesia terbilang sukses pada 2020 lalu. Akumulasi transaksi dagang tercatat sebesar Rp 215,9 miliar dari transaksi penjualan langsung (direct selling), bisnis ke bisnis (B2B), dan penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Diharapkan partisipasi tahun ini akan kembali mencatatkan kesuksesan ekspor Indonesia. Tidak hanya ke RRT, tapi juga ke negaranegara tetangga kita di ASEAN,” tandas Didi.
Dalam lima tahun terakhir, tren total perdagangan antara Indonesia dengan Tiongkok mengalami pertumbuhan sebesar 10,8 persen. Pada periode Januari–Juni 2021, total perdagangan Indonesia–RRT mencapai USD 48,1 miliar atau naik 49,67 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020. Nilai ekspor Indonesia ke RRT pada periode tersebut mencapai USD 22,4 miliar dan nilai impor USD 25,6 milliar. Defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok dalam periode yang sama tercatat berkurang sebesar 22,81 persen dari USD 5,07 miliar menjadi USD 3,91 miliar. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement