Lama Baca 3 Menit

Bank Sentral China Desak Bank Potong Saluran Pembayaran Mata Uang Kripto

23 June 2021, 11:53 WIB

Bank Sentral China Desak Bank Potong Saluran Pembayaran Mata Uang Kripto-Image-1

Bank Sentral China - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Beijing, Bolong.id – Bank Sentral Tiongkok mengatakan pada Senin (21/6), mereka telah memanggil beberapa bank dan lembaga pembayaran baru-baru ini, mendesak mereka untuk menindak lebih keras terhadap perdagangan mata uang kripto.

Dilansir dari 163.com pada Selasa (22/06/21), People's Bank of China (PBOC) mendesak bank dan lembaga pembayaran untuk segera memotong saluran pembayaran untuk perdagangan mata uang kripto. Tidak boleh menyediakan layanan keuangan terkait kripto, PBOC menegaskan.

Sementara melansir CoinDesk, PBOC menyatakan, bank dan lembaga pembayaran tidak boleh menyediakan produk atau layanan, seperti perdagangan, kliring, dan penyelesaian transaksi kripto.

Bank dan lembaga pembayaran juga harus memastikan untuk mengidentifikasi akun bursa dan dealer over-the-counter mata uang kripto, serta memutuskan tautan pembayaran untuk transaksi pada waktu yang tepat, PBOC menambahkan.

Pernyataan terbaru PBOC muncul setelah memanggil Industrial and Commercial Bank of China, Agricultural Bank of China, Construction Bank, Postal Savings Bank, Industrial Bank, dan Alipay Network Technology.

Bank Sentral Tiongkok mencatat hype seputar transaksi mata uang kripto, dan mengidentifikasinya sebagai risiko untuk transaksi lintas batas ilegal, pencucian uang, serta tantangan bagi tatanan ekonomi juga keuangan.

PBOC menyebutkan, bank dan lembaga pembayaran sepakat untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sejalan dengan pedoman bank sentral negeri tembok raksasa.

Di hari yang sama, Postal Savings Bank mengeluarkan pernyataan dengan mengatakan, akan mengambil langkah-langkah untuk melarang kegiatan bisnis terkait mata uang kripto.

Menurut jurnalis Colin Wu, seperti dikutip CoinDesk, platform pembayaran Alipay dan Agricultural Bank of China juga mengeluarkan pernyataan serupa. (*) 

Informasi Seputar Tiongkok