Gambar konsep seni Teleskop Stasiun Luar Angkasa China. /Administrasi Luar Angkasa Nasional China- Image from CGTN
Bolong.id - Teleskop terbesar andalan Tiongkok dijadwalkan selesai pada akhir 2023. Nantinya, Teleskop digunakan untuk memberikan pengetahuan pada manusia tentang galaksi, hal-hal misterius di luar angkasa, serta evolusi alam semesta di masa lalu dan masa depan.
Dilansir dari CGTN pada Kamis (6/5/2022), Teleskop Luar Angkasa Survei Tiongkok, juga dikenal sebagai Chinese Space Station Telescope (CSST), atau Xuntian ("Survei ke surga" dalam bahasa Indonesia) merupakan observatorium optik berbasis ruang angkasa bagi para astronom untuk melakukan survei langit, menangkap sebuah peta umum atau gambar langit.
CSST sebesar bus ini memiliki bukaan dua meter, sedikit lebih kecil dari Teleskop Luar Angkasa milik NASA, namun bidang pandangnya 350 kali lebih besar.
"CSST adalah fasilitas berukuran bus dengan panjang yang sama dengan bangunan tiga lantai. Ini memiliki bukaan dua meter, sedikit lebih kecil dari Teleskop Luar Angkasa buatan NASA, Hubble, tetapi bidang pandangnya 350 kali lebih besar dari Hubble di daerah itu", kata Wakil Direktur National Astronomical Observatories Of China (NAOC), Liu Jifeng.
CSST ini juga memiliki desain lensa tiga cermin yang membantunya mencapai kualitas gambar yang superior dalam bidang pandang yang luas, menurut para peneliti.
Selain itu, teleskop ini adalah teleskop off-axis tipe Cook tanpa halangan yang pada prinsipnya dapat mencapai presisi yang lebih baik dalam pengukuran fotometri, posisi, dan bentuk jika sample diambil dengan benar.
"Ini memiliki keuntungan untuk pengamatan survei karena dapat memindai sebagian besar alam semesta dengan cukup cepat," kata Zhan Hu, ilmuwan proyek dari CSST Optical Facility.
"CSST akan dipasang dengan lima instrumen termasuk Kamera Survei. Bidang fokus utama kamera dilengkapi dengan 30 detektor 81 megapiksel yang akan mengambil gambar dan spektrum sekitar 17.500 derajat persegi garis lintang galaksi median-to-high dan langit garis lintang ekliptika median-to-high dalam beberapa pita", menurut para peneliti.
Empat instrumen lain yang dipasang di CSST dirancang untuk mengamati objek individu atau bidang kecil, seperti memetakan daerah pembentuk bintang di Bima Sakti, memperoleh warna instan dari berbagai objek cepat seperti komet dan asteroid yang berputar, dan pencitraan langsung dari planet ekstrasurya yang terlihat.
Li menggunakan analogi memotret kawanan domba untuk menjelaskan kemampuan CSST. "Hubble mungkin melihat seekor domba tetapi CSST melihat ribuan, semuanya dengan resolusi yang sama," katanya.
Terbang dengan stasiun luar angkasa
Teleskop, akan terbang secara independen di orbit yang sama dengan stasiun luar angkasa Tiongkok, stasiun luar angkasa tersebut akan dijadwalkan rampung pada 2022 di orbit Bumi.
Zhan mengatakan, "Teleskop itu dirancang, awalnya untuk dipasang di stasiun luar angkasa, tetapi akan ada kerugian seperti getaran, potensi kontaminasi, cahaya yang menyimpang, dan penghalang garis pandang dari stasiun luar angkasa".
Kemudian, desain yang berani diadopsi – menempatkan teleskop di orbit stasiun luar angkasa tetapi menjaga jarak satu sama lain selama operasi normal dan memasangnya dengan stasiun luar angkasa bila diperlukan.
CSST diharapkan untuk memulai operasi ilmiah pada tahun 2024 dan memiliki masa hidup misi nominal 10 tahun, yang pada prinsipnya dapat diperpanjang.
Mengungkap misteri kosmik
"CSST akan mengambil 40 persen gambar dari langit dan mengirimkan Big Data kembali ke Bumi yang dapat dipelajari oleh para ilmuwan di seluruh dunia", kata Li, seraya menambahkan bahwa tujuan utamanya adalah untuk mengatasi masalah paling mendasar tentang alam semesta.
Ini akan mengamati lebih dari satu miliar galaksi dan mengukur posisi, bentuk, dan kecerahannya yang dapat membantu menjelaskan bagaimana galaksi-galaksi itu berevolusi.
"Kita telah mengetahui bahwa alam semesta kita mengembang dengan percepatan dan kita dapat menghitung laju ekspansinya saat ini, tetapi masih belum diketahui apa yang menyebabkan percepatan itu," kata Li.
Teleskop juga akan dapat membantu menentukan batas atas massa neutrino dan menjelaskan materi gelap misterius dan energi gelap. Mereka diyakini bertanggung jawab atas sebagian besar kandungan energi massa alam semesta.
Teleskop serbaguna dapat melakukan banyak penelitian yang lebih menarik seperti menggambar peta debu galaksi Bima Sakti, mengamati bagaimana lubang hitam supermasif melahap material di sekitarnya, menjelajahi planet ekstrasurya, dan menemukan benda langit baru yang aneh.
Hadirnya CSST ini diharapkan dapat membawa penelitian Tiongkok dalam astronomi optik ke garis depan dunia dan menumbuhkan ilmuan Tiongkok kelas dunia serta membawa bentuk nyata semesta raya secara langsung kepada publik di Bumi. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement