Lasem, Little China - Image from beritagar.id
Bolong.id - Lasem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Rembang setelah kota Rembang.
Lasem dikenal juga sebagai "Tiongkok Kecil" karena merupakan kota awal pendaratan orang Tiongkok di tanah Jawa dan terdapat perkampungan Tionghoa yang sangat banyak tersebar di Kota Lasem. Di Lasem juga terdapat patung Buddha Berbaring yang berlapis emas.
Banyak pengunjung datang ke Lasem untuk 'Batik Tulis' yang terkenal, sebuah hasil seni budaya yang menggabungkan motif dan warna Jawa dan Tiongkok, mengungkapkan perpaduan pengaruh budaya.
Batik Lasem - Image from rumahumkm.com
Komitmen terhadap pelestarian warisan budaya campuran Tionghoa dan Jawa menunjukkan tingginya toleransi budaya dan rasa saling menghormati di antara masyarakat Lasem.
Jalan Karangturi, Lasem - Image from Inside Indonesia / Vania Djunaidi
Dari awal hingga pertengahan abad ke-15, Dinasti Ming di Tiongkok mengirimkan armada yang dipimpin oleh seorang laksamana Muslim bernama Zheng He dalam ekspedisi. Armada tersebut tiba beberapa kali di pantai utara Jawa. Suatu hari, salah satu kapten Zheng He, Bi Nang Un, datang ke Lasem bersama krunya. Mereka diterima dengan baik oleh adipati saat itu, yang menyediakan sebagian besar tempat bagi mereka untuk tinggal.
Bi Nang Un dan istri mereka ini bukan satu-satunya orang Tionghoa di Lasem. Sebuah buku sejarah dan spiritual lokal bernama Sabda Badra Santi atau Kata-kata Luhur Santi Badra, menyebutkan bahwa ketika Bi Nang Un datang ke Lasem, penduduk asli sudah hidup berdampingan dengan sejumlah orang Tionghoa dan Indochina. Asimilasi budaya mereka masih terlihat pada batik Lasem dan desain arsitektur khas Lasem yang memadukan filosofi Tionghoa dan Jawa.
Rumah Oei - Image from Inside Indonesia/Vania Djunaidi
Perkembangan Lasem sebagai Pecinan mengalami pasang surut. Awalnya, bangunan hanya berdiri di sisi timur Sungai Lasem, yang pada tahun 1730 diperlebar untuk sandar perahu besar pedagang Tionghoa kaya.
Bagian Dalam Rumah Oei - Image from South China Morning Post
Galangan kapal tua ini kini telah diubah menjadi peternakan udang. Sepuluh tahun kemudian, selama pendudukan Belanda di Jawa, banyak orang Tionghoa lari dari Batavia (sekarang Jakarta) lari ke timur untuk menghindari deportasi.
Beberapa dari mereka menetap di seberang sungai. Pemukiman baru menjadi lebih besar ketika Belanda merelokasi banyak orang Tionghoa dari sisi timur ke sisi barat Sungai Lasem karena alasan politik.
Klenteng Cu An Kiong - Image from onetimes.id
Banyak rumah berarsitektur Tiongkok telah diubah menjadi destinasi bagi wisatawan, seperti Rumah Oei. Harapannya, industri ini bisa menarik minat orang asing dan mendongkrak potensi Lasem sebagai destinasi wisata.
Namun, karena layanan kereta api ke Lasem ditutup pada tahun 1990-an, pilihan transportasi yang buruk dan kurangnya promosi membuat kota Lasem tetap tenang dan masih jauh dari ramainya wisatawan.
Unsur Budaya Tiongkok di Lasem - Image from Inside Indonesia / Vania Djunaidi
Saat ini, Lasem berdiri sebagai kota yang tenang. Misteri memesona mengelilingi banyak bangunan tua yang masih hidup, termasuk rumah-rumah besar yang menyedihkan di mana hanya sejumlah kecil orang yang tinggal. (*)
Advertisement