Lama Baca 4 Menit

Jack Ma Bukan Lagi Orang Terkaya di China

12 April 2021, 12:21 WIB

Jack Ma Bukan Lagi Orang Terkaya di China-Image-1

Jack Ma - Image from Google

Bolong.id - Kekayaan pendiri Alibaba Group, Jack Ma, belakangan semakin menyusut. Ia pun kini tak lagi menjadi orang terkaya di Tiongkok, suatu gelar yang menempel pada dirinya sejak 2019 lalu.

Berdasarkan daftar orang terkaya di dunia versi Forbes, Jack Ma kini berada di posisi keempat dalam daftar orang terkaya di Tiongkok dengan nilai aset mencapai 48,5 miliar dollar AS.

Dilansir dari 163.com, kekayaan Jack Ma kini berada di bawah pengusaha pembuat air minum kemasan Nogfu Spring Zhong Shanshan dengan kekayaan 74,3 miliar dollar AS yang menduduki posisi pertama.

Kemudian ada nama pendiri Tencent, Ma Huateng dengan 67,6 miliar dolar AS di peringkat kedua, dan CEO situs belanja Pinduoduo Colin Zheng Huang dengan 61,9 miliar dolar AS di peringkat ketiga.

Daftar serupa juga dirilis oleh firma riset asal Tiongkok, Hurun Research Institute yang biasa merilis daftar orang-orang terkaya di dunia.

Berdasarkan laporan terbarunya, untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, Jack Ma harus berada di luar posisi tiga teratas (posisi keempat) dalam daftar orang terkaya di Tiongkok, "dikalahkan" oleh Shanshan, Huateng, dan Huang.

Menurut riset Hurun, nilai kekayaan Ma yang semakin menurun ini disebabkan oleh tekanan dan pengawasan ketat pemerintah Tiongkok terhadap perusahaan-perusahaan yang Ma rintis.

"Orang terkaya di dunia tahun lalu, Ma, harus rela keluar dari posisi tiga besar dalam daftar orang terkaya di Tiongkok dalam tiga tahun terakhir," ujar pihak Hurun dalam laporannya pada Rabu (3/3/2021). 

"Hal ini terjadi setelah regulator Tiongkok memperketat pengawasan terhadap Alibaba dan Ant Group terkait dugaan praktik monopoli," imbuh mereka. 

Belum bisa diprediksi apakah Ma akan kembali merebut posisi sebagai orang terkaya di Tiongkok di kemudian hari atau tidak.

Yang jelas, hal itu agaknya sulit untuk terwujud apabila Ma masih belum muncul ke publik secara aktif dan masih "dikekang" oleh pemerintah Tiongkok. 

Tekanan dari Pemerintah Tiongkok

Sebagai informasi, Ma, yang juga merupakan mantan guru bahasa Inggris, mendadak "hilang" setelah melontarkan kritik pedas terhadap regulator finansial dan perbankan Tiongkok dalam sebuah pidato di Shanghai, Tiongkok 24 Oktober lalu. 

Sekitar Januari lalu, Ma kemudian tampil kembali di ruang publik dalam sebuah video berdurasi 50 detik.

Sejak itu, sosok Ma tak tampak lagi. Sebelum "menghilang", dia sempat melontarkan kritik tajam terhadap regulasi keuangan di Tiongkok. 

Ia menuding bahwa bank-bank di Tiongkok beroperasi dengan mentalitas "rumah gadai" menyangkut jaminan untuk kredit.

Ia juga berpendapat bahwa regulasi perbankan yang berlaku dinilai menghambat inovasi dan harus direformasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Pernyataan Ma agaknya membuat panas telinga pemerintah Tiongkok yang kemudian memperketat regulasi bisnis fintech, sehingga perusahaan Ant Group milik Ma gagal melantai di bursa saham.

Pemerintah Tiongkok pun membentuk satuan tugas (satgas) untuk menyelidiki dugaan praktik monopoli yang dilakukan oleh Alibaba. 

Selain membentuk satgas, pemerintah Tiongkok juga belakangan menyusun aturan baru mengenai anti-monopoli untuk "menjinakkan" raksasa teknologi di Tiongkok, seperti Alibaba dan Tencent. (*)