Basuki Hadimuljono dalam kegiatan Asia International Water Week (AIWW) ke-2 di Labuan Bajo - Image from Bolong.id
Bolong.id - Asia International Water Week (AIWW) ke-2 diselenggarakan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada 14-16 Maret 2022.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono kegiatan AIWW ini adalah bagian dari promosi wisata di Indonesia.
AIWW adalah forum yang rutin diselenggarakan tiga tahun sekali untuk melaporkan progres dan merumuskan implementasi kebijakan dalam mencari solusi atas berbagai masalah keairan di Asia. AIWW diselenggarakan oleh Asia Water Councul (AWC) bekerja sama dengan pemerintah Indonesia.
Labuan Bajo telah ditetapkan sebagai salah satu dari 5 (lima) Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Indonesia. Penataan yang dilakukan Kementerian PUPR diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sektor pariwisata, sehingga mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
Kegiatan ini dihadiri oleh investor dari Tiongkok dan Korea yang hadir secara offline dan online. Wakil Presiden Ma'aruf Amin dan banyak menteri lainnya juga turut hadir di acara tersebut.
Membahas hubungan kerja sama dan investasi di bidang pariwisata Tiongkok-Indonesia, tentunya kedua negara telah mencatat beberapa pencapaian.
Relasi antara kedua negara sudah berusia lebih dari 70 tahun dan terus membaik dari waktu ke waktu, khusunya dalam bidang ekonomi.
Investasi Tiongkok di Indonesia
Pada periode kedua di masa kepemimpinannya, Presiden Joko Widodo konsisten meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Tiongkok. Kendati demikian, Jokowi juga tetap membuka pintu dengan lebar untuk negara lain.
Peningkatan investasi Tiongkok di Indonesia dalam lima tahun terakhir tidak bisa dilepaskan dari proyek BRI. Proyek tersebut berfokus pada pengembangan jalur konektivitas, baik darat maupun laut via pembangunan infrastruktur yang masif di berbagai negara yang didukung oleh Tiongkok.
Indonesia melihat munculnya peluang meningkatkan pembangunan infrastruktur yang membutuhkan biaya sekitar Rp 4.796 triliun dengan adanya BRI. Indonesia memanfaatkan peluang yang ada untuk membangun infrastruktur di Tanah Air, termasuk pembangunan tol laut. Selain meningkatkan pembangunan infrastruktur yang digagas oleh Presiden Jokowi, BRI juga sejalan dengan visi PMD.
Sejumlah proyek yang dijalankan, antara lain:
1. Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara dan Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara
Pembangunan pelabuhan ini bertujuan mendukung infrastruktur jalur laut dan meningkatkan infrastruktur juga logistik dalam kegiatan ekspor dan impor melalui jalur laut. Tentu saja tiap kolaborasi akan menemui kerikil dan aneka tantangan lainnya.
Akan tetapi, secara keseluruhan, kerja sama ini berjalan dengan baik. Rintangan yang baru adalah adanya pandemi Covid-19. Lantaran pandemi, investasi di seluruh dunia diproyeksi akan menurun.
Namun, berita bagusnya, hal ini tidak memengaruhi investasi Tiongkok di Indonesia. Jumlah investasi pada semester I 2020 meningkat sebesar 8,3 persen dari 1,2 miliar dollar AS menjadi 1,3 miliar dollar AS dibandingkan semester I 2019.
Sebagian besar investasi China selama 2015-triwulan III 2020 ditujukan ke tiga sektor, yakni industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya (42 persen).
Lalu, diikuti transportasi, gudang dan telekomunikasi (20 persen), serta listrik, gas, dan air (19 persen). Jika ditotal, investasi masing-masing sektor secara berurutan adalah 7,32 miliar dollar AS, 3,43 miliar dollar AS, dan 3,28 miliar dollar AS.
Sektor sekunder mendominasi sebesar 51 persen dari total investasi yang tersebar di tiga lokasi utama, yaitu Sulawesi Tengah (28 persen), Jawa Barat (15 persen), dan Banten (12 persen).
2. Kerja sama dengan CATL senilai 5 Miliar Dollar
Porsi investasi tersebut bisa ditingkatkan, mengingat prospek perkembangan mobil listrik dan besaran cadangan nikel Indonesia mencapai seperempat cadangan dunia. Hal itu dapat menjadi peluang bagi Indonesia membuka investasi pengolahan baterai bagi penggunaan mobil listrik.
Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) menginvestasikan pengembangan baterai litium sebesar 5 miliar dollar AS, antara lain untuk mendukung produksi kendaraan listrik di Indonesia. Tentu saja hal itu membuka peluang baru bagi perusahaan lainnya, termasuk dari Tiongkok, untuk mengembangkan nikel di Indonesia.
Pengembangan Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah dan Kawasan Industri Weda Bay di Maluku Utara, yang dibangun sejak Januari 2018 dan Mei 2019, juga telah menjadi showcase investasi Tiongkok di Indonesia. Kedua kawasan industri terpadu tersebut mengolah sumber daya mineral dari mulut tambang hingga menjadi berbagai produk akhir.
3. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Proyek Kereta Api Cepat Jakarta–Bandung merupakan flagship di sektor ini. Nilai investasi total yang direncanakan adalah sebesar Rp 81,3 triliun. Perlu diketahui, proyek ini tidak hanya akan menghubungkan Jakarta dan Bandung, tetapi juga menumbuhkan kawasan yang dilewatinya, khususnya pengembangan kawasan Walini, Karawang, dan Halim di sektor perumahan dan bisnis.
Meski begitu, perkembangan hard infrastructure di Indonesia yang masih berkembang secara masif perlu diiringi dengan perkembangan soft infrastructure, seperti suplai listrik, kesejahteraan sosial, dan kesehatan. Aspek-aspek itulah yang akan mendukung perkembangan ekonomi dan juga meningkatkan daya tarik investasi asing lainnya ke Indonesia.
Dengan demikian, ruang pengembangan bisnis di bidang soft infrastructure juga terbuka lebar. Apalagi, dengan jumlah penduduk sebanyak 267,7 juta jiwa, Indonesia menjadi potensi pasar yang sangat besar untuk investasi. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2019, BKPM memainkan peran yang semakin penting dalam mengurus kemudahan berusaha di Indonesia.
Kolaborasi yang dilakukan Indonesia dengan seluruh negara, termasuk Tiongkok, dengan mengedepankan kesetaraan dan kemaslahatan bersama. Interaksi ekonomi dengan negara lain, termasuk di bidang investasi, diselenggarakan untuk menyangga kepentingan nasional, seperti penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, pemerataan pembangunan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan yang lain. (*)
Advertisement