Lama Baca 3 Menit

Para Ahli Tiongkok dan Eropa Berpikir Bersama Menangani COVID 19

26 March 2020, 20:56 WIB

Para Ahli Tiongkok dan Eropa Berpikir Bersama Menangani COVID 19-Image-1

Image from : Gambar berasal dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat langsung menghubungi kami

Situasi epidemi di Eropa sangat parah. Para ahli medis dari Cina, Jerman, Inggris, Italia, dan Rumania melakukan pertemuan pertukaran anti-epidemi Sino-Eropa melalui video online pada sore hari tanggal 25 Maret untuk bertukar situasi epidemi dan pengalaman kontrol dari berbagai negara.

Akademisi Zhong Nanshan menjelaskan kepada para ahli Eropa mengenai pengalaman Tiongkok dalam pengobatan dan pencegahan COVID-19 serta secara khusus memperkenalkan efektivitas klorokuin dan Lianhua Qingwen dalam pengobatan COVID-19 di Tiongkok. Dia mengatakan bahwa tingkat pemulihan 284 pasien yang diobati dengan Lianhua Qingwen mencapai 91,5%. Selain itu, dalam proses melawan pandemi di berbagai negara, klorokuin juga telah dianggap sebagai "Obat Primadona untuk COVID-19".

Akademisi Zhong Nanshan menunjukkan laporan yang sebelumnya dibuat oleh timnya kepada para ahli Eropa. Laporan menunjukkan bahwa setelah menggunakan klorokuin, proporsi yang tinggi dari pasien yang dicurigai dengan RNA COVID-19 berubah negatif selama 10 hingga 14 hari masa inkubasi. Akademisi Zhong Nanshan menjelaskan bahwa dalam data perawatan komparatif, proporsi RNA berubah negatif pada kelompok yang menggunakan klorokuin adalah 91,4% dan 95,9%, sedangkan pada kelompok perawatan biasa adalah 57,4%.

Akademisi Zhong Nanshan memperkenalkan keefektifan pengobatan tradisional Tiongkok dalam pengobatan COVID-19. Dia mengatakan bahwa beberapa obat paten Tiongkok telah terbukti efektif selama proses melawan pandemi, salah satunya yaitu Lianhua Qingwen. Tim merawat 284 pasien dengan Lianhua Qingwen dengan hasil tingkat pemulihan mencapai 91,5%, dan gejala yang timbul pada pasien juga relatif cepat hilang. Selain itu, setelah menggunakan Lianhua Qingwen, proporsi penyakit ringan hingga berat atau kritis pasien juga berkurang secara signifikan.

Berkenaan dengan pencegahan epidemi dan langkah-langkah pengendalian yang diambil oleh Tiongkok, akademisi Zhong Nanshan mengatakan bahwa Tiongkok mengambil langkah-langkah yang sangat menentukan untuk mengendalikan epidemi setelah mengumumkan dan mengkonfirmasi adanya infeksi staf medis pada 20 Januari. Pada 23 Januari, Wuhan menutup akses keluar, dan menerbitkan laporan harian tentang jumlah kasus yang dikonfirmasi dan kasus yang diduga. Mekanisme keterkaitan antar berbagai departemen diluncurkan tepat waktu dan menjangkau masyarakat. Berdasarkan prinsip-prinsip perlindungan dini, pengisolasian dini, diagnosis dini dan pengobatan dini, pencegahan dan pengendalian epidemi yang komprehensif telah dilakukan sehingga mencapai hasil yang baik.


Editor: Olivia Dian