Lama Baca 3 Menit

Artificial Intelligence Ubah Masa Depan Pendidikan

16 February 2023, 11:26 WIB

Artificial Intelligence Ubah Masa Depan Pendidikan-Image-1
Ilustrasi menunjukkan logo OpenAI dan ChatGPT. - China Daily

Beijing, Bolong.id - ChatGPT mengubah cara kerja pendidikan. Pakar matematika Jerman, Andreas Schleicher mengatakan, adanya ChatGPT mengharuskan guru fokus mengajarhal yang tidak dikuasai teknologi.

Dilansir dari China Daily (16/02/2023) menurut Schleicher, itu memberi orang kesempatan untuk tidak terlalu berkonsentrasi pada tugas-tugas yang dapat dilakukan oleh teknologi.

Dikatakan: “Masa depan bukan tentang teknologi versus manusia. Masa depan adalah tentang mengintegrasikan teknologi dengan manusia,” 

"ChatGPT mendorong kita untuk berpikir lebih keras tentang apa yang menjadikan kita manusia."

Yang jelas, hal-hal yang mudah diajarkan dan diuji juga menjadi mudah didigitalkan, ujarnya dalam wawancara dengan Tiongkok Daily di sela-sela World Digital Education Conference.

"Dunia tidak lagi menghadiahi Anda hanya untuk apa yang Anda ketahui. Baidu tahu segalanya," katanya. 

"Dunia menghargai Anda atas apa yang dapat Anda lakukan dengan apa yang Anda ketahui, dan menurut saya ChatGPT mendorong kami untuk bekerja lebih keras dalam hal ini."

Jika siswa hanya sepandai smartphone, berarti pendidik tidak cukup, katanya. Orang harus fokus pada pengembangan keterampilan manusia yang sebenarnya penting, seperti imajinasi dan kreativitas, katanya.

Kehadiran kecerdasan buatan benar-benar mendorong orang untuk berpikir keras tentang apa itu pendidikan dan tujuannya, serta pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai apa yang dimiliki manusia yang melengkapi kecerdasan buatan, tambahnya.

Sementara mesin pencari seperti Google atau Baidu hanya mengekstrak pengetahuan, ChatGPT melangkah lebih jauh dan menganalisis pencarian sebelum memberikan satu jawaban.

Schleicher mengatakan menurutnya chatbot akan menjadi alat yang sangat ampuh dalam pengembangan pendidikan. Ia menambahkan, anak muda harus belajar memahami algoritma.

“Jika Anda tidak memahami suatu algoritme, Anda akan segera menjadi korban algoritme tersebut,” katanya. "Ada risiko besar bahwa kami hanya mengikuti jawaban yang kami dapatkan dari ChatGPT daripada mempertanyakannya dan menciptakan pengetahuan baru."

Implikasi yang sangat penting bagi pendidikan adalah membuat kaum muda siap menghadapi ambiguitas, mengelola kompleksitas, membedakan fakta dari opini dan memahami pemikiran komputasional serta ide dan sifat algoritme, kata Schleicher.

Sebagai sebuah perangkat, ChatGPT akan membuat pembelajaran jauh lebih menarik dan kuat, tetapi sebagai maksud dan tujuan, manusia perlu bekerja sangat keras untuk memenangkan perlombaan itu dengan teknologi, tambahnya.(*)